PALU, SUDUTPANDANG.ID – Lembaga Perlindungan Konsumen Swadaya Masyarakat (LPKSM) Celebes, Sulawesi Tengah (Sulteng), mengapresiasi program Stabilisasi Pasokan dan Harga Pangan (SPHP) beras yang dilaksanakan pihak Perum Bulog Sulteng.
Menurut Wakil Ketua LPKSM Celebes wilayah Sulteng, Ahmad Dg Manessa, program tersebut merupakan upaya pemerintah menindaklanjuti naiknya harga beras di pasaran.
”Ini program bagus dan harus kita dukung. Kenapa?, sebab bisa menekan naiknya harga beras dan membantu warga ekonomi menengah ke bawah,“ kata Ahmad Dg Manessa, dalam keterangannya kepada Sudutpandang.id, Kamis, (9/2/2023)
Terpisah, Pimpinan Wilayah Perum Bulog Suteng, David Susanto, menjelaskan, program SPHP beras merupakan penugasan Pemerintah Pusat oleh Badan Pangan Nasional (Bapanas) kepada Perum Bulog.
Program tersebut bertujuan untuk memastikan ketersediaan dan keterjangkauan komoditas pangan, khususnya beras mulai awal Januari hingga 31 Desember 2023 mendatang.
“Untuk program SPHP beras Bulog Sulteng, kami menyalurkan di beberapa lokasi pasar. Di antaranya Pasar Inpres Manonda Palu, itu lebih kurang 5 tempat. Terus Pasar Masomba Palu, ada sekitar 7 tempat. Kemudian dalam penyaluran kita juga menggunakan mobil berkeliling, misalnya pada hari Sabtu posisinya di Pasar Lasoani dan hari Kamis Pasar Biromaru, Rabu di Pasar Inpres Manonda Palu. Terus bergantian keliling. Dan Sabtu rencanannya di pasar Maranata Kabupaten Sigi,“ terang David Susanto di kantornya, Kamis (9/2/2023).
David mengungkapkan, sejak awal Januari hingga 25 Januari 2023, Perum Bulog Kanwil Sulteng sudah menyalurkan beras kualitas medium kurang lebih 60.494 ton yang dijual di bawah HET.
Menurut David, program SPHP akan terus digencarkan sebagai upaya Bulog untuk merespons cepat kenaikan harga beras yang terjadi di pasaran.
“Kenaikan beras saat ini pertama disebabkan oleh belum masuknya masa panen raya. Walaupun, ada beberapa daerah yang sudah mulai panen, itu masih spot-spot (titik) kecil. Memang ada berapa daerah yang dimungkinkan seperti itu, akan tetapi, panen raya paling ramai posisinya di bulan Maret hingga April,” ungkap David.
David mengatakan, selama ini harga beras medium relatif stabil di pasaran. Harganya, dibandrol berkisar Rp10.000/kg. Sedangkan untuk beras premium kenaikannya cukup terlihat.
“Kenaikan harga beras itu sebenarnya lebih banyak di beras premium. Kalau beras medium harganya kurang lebih sekitar Rp10.000 /kg. Sedangkan harga beras yang telah ditetapkan pemerintah yakni Rp9.450 per kilogram,” terangnya.
“Untuk itu kami dari Bulog turun secara mobile menstabilkan harga beras dengan menggelontorkan beras medium di pasar – pasar, dengan harga jual beras jauh lebih rendah dari HET,” tambah David.
David menambahkan, SPHP akan terus digelar hingga harga beras stabil dan masyarakat bisa membeli beras dengan harga lebih terjangkau.
“Kalau SPHP atau pun OP itu terus menerus tetap kita laksanakan sepanjang tahun. Sehingga harga itu tidak terjadi gejolak yang signifikan. Memang tidak semua tokoh-tokoh itu menyediakan beras Bulog kita melihat perkembangannya juga, yang jelas di pasar terus kita isi,” pungkasnya.(RN/01)