Hemmen

Alami Hari Tanpa Hujan Ekstrem Panjang, 3 Wilayah NTT Harus Waspada

FOTO ARSIP - Lahan pertanian yang kering saat musim kemarau di NTT. FOTO: dok.Ant

KUPANG, NTT, SUDUTPANDANG.ID – Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika (BMKG) meminta warga agar mewaspadai tiga wilayah di Provinsi Nusa Tenggara Timur (NTT) yang mengalami hari tanpa hujan (HTH) kategori ekstrem panjang yang berpeluang menimbulkan bencana kekeringan meteorologis.

Kepala Stasiun Klimatologi BMKG NTT Rahmattulloh Adji di Kupang, Selasa (11/7/2023) menyampaikan hal itu berkaitan dengan hasil pemantauan HTH berturut-turut pada Dasarian I Juli 2023 di NTT.

“Waspadai wilayah yang mengalami HTH dengan kategori ekstrem panjang yaitu Rambangaru dan Kamanggih di Kabupaten Sumba Timur dan Busalangga di Kabupaten Rote Ndao,” katanya.

Ia menjelaskan, pada umumnya wilayah NTT mengalami HTH dengan kategori sangat pendek (1-5 hari) hingga pendek (6-10 hari).

BACA JUGA  Kalahkan 7000 Peserta, Nono Asal Kupang Juara Dunia Matematika

Terdapat beberapa wilayah yang masih mengalami hari hujan yaitu sekitar Ranamese di Kabupaten Manggarai Timur, Wolojita, Bokasape, dan Kelimutu di Kabupaten Ende, dan sekitar Pos Meteorologi Tambolaka dan Waitabula di Kabupaten Sumba Barat Daya.

Sedangkan tiga wilayah yaitu Rambangaru, Kamanggih, dan Busalangga mengalami HTH ekstrem panjang atau tidak diguyur hujan hingga lebih dari 60 hari.

Kondisi HTH ekstrem panjang ini, kata dia, berpotensi menimbulkan bencana kekeringan meteorologis sehingga perlu diantisipasi pemerintah daerah serta warga di wilayah tersebut.

Ia menyebutkan langkah antisipasi yang perlu dilakukan di antaranya menghemat penggunaan air bersih agar persediaan yang ada dapat bisa digunakan untuk memenuhi kebutuhan sepanjang musim kemarau.

BACA JUGA  Kapal Wartawan Istana Terbalik di Labuan Bajo, Semua Penumpang Selamat

Selain itu, para petani juga perlu memilih tanaman yang cocok atau tidak membutuhkan banyak air sehingga lebih berpeluang untuk bisa dipanen.

Bencana kekeringan juga meningkatkan potensi terjadinya kebakaran hutan dan lahan sehingga perlu dicegah dengan menghindari aktivitas yang dapat memunculkan titik api di area terbuka yang terdapat tumpukan rumput atau daun kering yang mudah terbakar, kata Rahmattulloh Adji. (02/Ant)

 

Barron Ichsan Perwakum