Opini  

Cerpen Kurnianto Purnama : Gadis Chongqing “Xiao Juen”

Chongqing
Kurnianto Purnama SH, MH (Foto:Dok SP)

Pesawat yang membawaku dari Jakarta ke Kota Chongqing, Tiongkok mendarat dengan mulus di Chongqing Jiangbei International Airport.

Tatkala itu, udara sejuk 20-an derajat celsius. Langit cerah akan tetapi sedikit berkabut. Chongqing memang dijuluki kota berkabut, karena hampir sepanjang tahun berkabut. Sebab terletak di pegunungan.

Kemenkumham Bali

Aku ke kota ini hendak melihat langsung Sungai Yangtze. Orang Tiongkok menyebut sungai ini, Chang Jiang.

Sungai ini merupakan sungai terpanjang di Tiongkok, terpanjang pula di Asia dan terpanjang ketiga di dunia.

Air sungai ini mengalir dari pengunungan Tibet, melintasi Kota Chongqing, Nanjing, Wuhan hingga bermuara di Shanghai. Panjang 6.300 KM.

Sepanjang aliran sungai ini merupakan pusat kehidupan dan peradaban Tiongkok.

BACA JUGA  Catatan Hukum OC Kaligis: Novel Baswedan versus Firli Bahuri

Tatkala keluar dari gerbang airport, terlihat seorang gadis. Entah kenapa dia ada di situ. Dia nampak seperti sedang termenung. Tatapan kedua bola matanya kosong.

Aku mendekatinya dan ingin bertanya hotel apa yang dekat di Sungai Yangtze, sebab aku ingin menginap hotel di pinggir sungai ini.

“Maaf Nona…hotel apa yang dekat pinggir Sungai Yangtze?”

“Hotel Kempinski” jawabnya.

Nampak wajahnya bulat, punya lesung pipi, matanya sipit, bibir tipis dan merah, rambut dikepang dan memakai pita bulat di atasnya. Ia terlihat cantik dan manis. Seperti San Cai pemeran film seri Taiwan, Meteor Garden.

“Boleh aku tahu siapa namamu?”

“Namaku…Xiao Juen”

“Xiao Juen… juga berbicara Bahasa Inggris ya” tambahku.

BACA JUGA  Hukum Berjalan Tertatih-tatih di Belakang Corona

“Oh…aku lulusan jurusan Sastra Bahasa Inggris dari sebuah Universitas di Chongqing”

“Rumahku tak jauh dari airport” tuturnya lagi.

“Karena aku baru pertama kali ke Chongqing, boleh kah…Xiao Juen menemaniku di taxi untuk menunjuk jalan ke hotel Kempinski?”

Setelah berpikir sesaat, akhirnya ia menganggukkan kepala, pertanda bersedia membantuku.

Sebelum aku turun dari taxi masuk ke hotel, kami sempat menukar nomor telpon.

Beberapa saat kemudian, aku mendapat telpon dari Xiao Juen.

“Koko…Xiao Juen telah sampai di rumah”.

Sebelum menutup telpon, ia berpesan padaku, agar aku tidur jangan terlalu malam dan menjaga kesehatan selama di Chongqing. Ia mengatakan pula akan menemaniku selama di Chongqing.

BACA JUGA  Sebelas RS di Jakarta Miliki Serum Antibisa Ular

Sebelum tidur, aku membaca buku tentang budaya Chongqing yang disediakan di hotel. Lantas aku baru mengerti, bahwa berdasarkan budaya Chongqing. Bila seorang lelaki menginjak kaki seorang gadis, maknanya, lelaki itu mencintai gadis tersebut.

Aku baru sadar, bahwa aku tak sengaja telah menginjak kaki Xiao Juen saat di airport tadi. Aku pun tertidur dengan tersenyum.

Chongqing, 15 Mei 2024.
Kurnianto Purnama SH, MH.