Hemmen

Gempa Garut, BNPB: Bangunan Rusak 110 Unit, Korban Luka 8 Orang

Gempa Garut
Warga di Desa Sukamulya, Kabupaten Ciamis, Jawa Barat, Ahad (28/4/2024) membersihkan puing bangunan rumahnya yang roboh terdampak gempa berkekuatan magnitudo 6,2 yang mengguncang wilayah Kabupaten Garut dengan pusat gempa berada di laut dengan kedalaman 70 kilometer dan parameter 8,42 LS dan 107,26 BT. FOTO: Ant

JAKARTA, SUDUTPANDANG.ID – Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB) menyatakan bahwa dampak gempa berkekuatan magnitudo 6,2 yang mengguncang wilayah Kabupaten Garut, Jawa Barat (Jabar) dengan pusat gempa berada di laut dengan kedalaman 70 kilometer dan parameter 8,42 lintang selatan (LS) dan 107,26 bujur timur (BT) mengakibatkan jumlah bangunan rusak dan korban luka bertambah.

“Kerugian materiil yang diakibatkan oleh gempa berkekuatan magnitudo 6,2 yang mengguncang wilayah Kabupaten Garut mengalami penambahan. Sementara itu, korban luka-luka terdampak dari gempa juga mengalami penambahan,” kata Kepala Pusat Data, Informasi, dan Komunikasi Kebencanaan BNPB, Abdul Muhari, dalam taklimat media yang dikutip sudutpandang.id di Jakarta, Senin (29/4/2024).

Kemenkumham Bali

Ia merinci bahwa berdasarkan laporan Pusat Pengenalian dan Operasi (Pusdalops) BNPB tercatat, hingga Ahad (28/4) pukul 14.00 WIB, total rumah yang terdampak mencapai 110 unit dari yang sebelumnya hanya 27 unit.

Berdasarkan tingkat kerusakannya, kata dia, meliputi 3 unit rumah rusak berat (RB), 21 unit rumah rusak sedang (RS), 34 unit rumah rusak ringan (RR), 11 unit rumah terdampak, dan 41 unit rumah rusak.

BACA JUGA  Hari ke-7, BNPB: Korban Meninggal Gempa Cianjur Bertambah 321 Orang

Dari jumlah tersebut, kerusakan paling banyak terjadi di Kabupaten Garut sebanyak 41 unit rumah, Kabupaten Bandung 24 unit rumah, Kabupaten Sukabumi 17 unit rumah, Kabupaten Tasikmalaya 7 unit rumah, dan Kota Tasikmalaya 5 unit rumah.

Sementara itu, korban jiwa luka-luka terdampak dari gempa juga mengalami penambahan.

Korban luka akibat gempa berjumlah 8 orang dan 75 kepala keluarga (KK) terdampak, di mana jumlah tersebut bertambah dari sebelumnya hanya 27 KK.

Selain tempat tinggal atau rumah, menurut dia, bencana ini juga mengakibatkan kerusakan pada bangunan fasilitas publik, seperti tempat ibadah, sekolah, perkantoran, dan sarana kesehatan atau rumah sakit.

BPBD Provinsi Jabar bersama BPBD kabupaten dan kota yang terdampak yakni Kabupaten Garut, Kabupaten Tasikmalaya, Kota Tasikmalaya, Kabupaten Sukabumi, Kabupaten Bandung Barat, Kabupaten Ciamis, Kabupaten Bandung, Kabupaten Pangandaran, Kabupaten Sumedang, dan Kota Banjar masih terus melakukan pendataan dan kaji cepat yang mencakup inventarisasi kerusakan dan penyelamatan warga.

BACA JUGA  BNPB Ungkap Fakta Soal Video Viral Erupsi Anak Krakatau

Kendati demikian, BPBD Provinsi Jabar menyebut kondisi saat ini cenderung lebih terkendali usai gempa terjadi.

Selanjutnya setelah upaya tersebut rampung, BPBD Provinsi Jabar bersama kabupaten dan kota berencana akan melakukan perbaikan-perbaikan fasilitas umum, pembersihan materiil dampak dari gempa, serta perbaikan rumah warga.

Sebelumnya, gempa berkekuatan magnitudo 6,2 mengguncang wilayah Kabupaten Garut dengan pusat gempa berada di laut dengan kedalaman 70 kilometer dan parameter 8,42 LS dan 107,26 BT.

Dilansir dari laporan BMKG, jika melihat lokasi episenter dan kedalaman hiposenternya, gempa bumi yang terjadi merupakan jenis gempa bumi Menengah akibat adanya aktivitas deformasi batuan dalam lempeng Indo-Australia yang tersubduksi di bawah lempeng Eurasia di selatan Jabar atau populer disebut sebagai gempa dalam lempeng (intra-slab earthquake).

BACA JUGA  Dampak Letusan Gunung Ruang di Sulut, BNPB: 14.045 Jiwa Mengungsi

Hasil analisis mekanisme sumber menunjukkan bahwa gempa bumi itu memiliki mekanisme pergerakan naik (thrust Fault).

BNPB mengimbau agar masyarakat tetap tenang dan tidak terpengaruh oleh isu yang tidak dapat dipertanggungjawabkan kebenarannya terkait adanya bencana gempa bumi ini.

Masyarakat juga diimbau agar menghindari dari bangunan yang retak atau rusak diakibatkan oleh gempa.

“Periksa dan pastikan bangunan tempat tinggal cukup tahan gempa, ataupun tidak ada kerusakan akibat getaran gempa yang membahayakan kestabilan bangunan sebelum anda kembali ke dalam rumah,” kata Abdul Muhari. (02)