JAKARTA, SUDUTPANDANG.ID – Halloween merupakan suatu perayaan yang dapat dijumpai di sejumlah negara pada tanggal 31 Oktober.
Halloween berasal dari festival bangsa Celtic kuno atau festival Samhain. Bangsa Celtic yang hidup sekitar 2.000 tahun yang lalu merayakan tahun baru mereka pada 1 November.
Sebab mereka percaya pada malam sebelum tahun baru, batas antara dunia orang hidup dan orang mati menjadi kabur dan roh orang mati kembali ke bumi.
Namun bisakah roh orang mati yang turun ke bumi membawa korban saat kembali ke asalnya ?
Sampai saat ini belum ada jawaban yang pasti. Akan tetapi ajal dan maut setiap orang sudah ditakdirkan oleh sang pencipta.
*Air mata warnai Perayaan Halloween di Distrik Itaewon*
Perayaan Halloween tahun ini diwarnai tetesan air mata. 154 orang meninggal dunia dan 116 orang mengalami luka-luka di Distrik Itaewon, Kota Seoul, Korea Selatan.
Sebagian besar korban meninggal dunia adalah para remaja berusia 20-an tahun. 19 orang diantaranya merupakan warga negara asing.
Ini merupakan bencana paling mematikan kedua di Korea Selatan sejak 2014 silam, ketika kapal feri Sewol tenggelam yang menewaskan lebih dari 300 orang.
Pada malam itu, sekitar 100.000 orang memadati lokasi Itaewon yang merupakan kawasan terpopuler di Seoul. Namun, kegembiraan itu sirna. Jeritan penuh kesedihan pun terdengar setelah para petugas menarik orang-orang dari tumpukan mayat.
Jenazah para korban yang di antaranya mengenakan kostum Halloween, dibariskan di sepanjang jalan dengan ditutupi selimut dan beberapa orang sudah dibawa menggunakan ambulans. Terlihat juga sebagian masyarakat berusaha memberikan pertolongan pertama kepada mereka yang terbaring tak sadarkan diri.
Dilansir beberapa situs, seorang saksi mata menggambarkan kejadian tersebut, dimana jalan sempit yang landai menjadi jebakan maut puluhan ribu orang hingga nyaris tidak bergerak.
Kerumunan orang mendorong ke depan dan orang-orang di depan terjatuh kemudian terinjak-injak oleh orang yang berada di belakang. Bahkan, terlihat banyak yang pucat karena susah bernafas.
“Orang pendek seperti saya bahkan tidak bisa bernapas. Polisi terlihat putus asa berdiri di atas mobil berusaha memberi tahu supaya orang-orang meninggalkan kawasan itu sesegera mungkin,” ungkap seorang saksi mata.
“Dorongan itu menjatuhkan beberapa orang. Saya melihat satu laki-laki terluka parah dan berdarah di sekujur tubuh,” jelasnya.
“Banyaknya massa semakin menekan dan mendorong hingga orang-orang jatuh menumpuk di atas yang lain, sekitar lima hingga enam orang. Tekanan tersebut menyebabkan orang di bawah mengalami kesulitan bernapas dan kehilangan kesadaran”.
Pada malam itu, banyak orang yang berteriak untuk mundur demi menyelamatkan orang-orang yang berada di bawahnya. Tapi, beberapa orang di antara kerumunan itu salah memahaminya sebagai “dorongan” dan membalas dengan sebuah dorongan hingga membuat tumpukan orang semakin banyak hingga berujung pada kematian dan membuat antrean panjang para korban dalam kantong mayat di trotoar.
Dengan adanya kejadian ini, apakah Halloween sebagai kepercayaan bangsa Celtic, yakni festival Samhain yang memiliki arti turunnya roh orang mati ke bumi benar terbukti. Ataukah gugurnya para korban Halloween di Seol karena adanya human eror.
Sampai saat ini, Kepolisian Korea Selatan sedang menyelidiki apa yang menyebabkan pengunjung acara Halloween berdesak-desakan di satu ruas jalan sempit di ibu kota, Seoul pada Sabtu malam (29/10/2022). (06)