JEMBER-JATIM, SUDUTPANDANG.ID – Lembaga Pemasyarakatan (Lapas) Kelas IIA Jember mengadakan buka puasa bersama (bukber) dan memperingati Nuzulul Qur’an bersama warga binaan pada Senin (24/3/2025).
Bukber dan peringatan Nuzulul Qur’an di Lapas Jember berlangsung sederhana, namun penuh makna. Acara diawali dengan tawassul dan hadrah, serta pembacaan ayat suci Al Qur’an. Bertindak sebagai penceramah yakni KH. Muhammad Tajul Arifin Billah, yang merupakan Wakil Ketua NU Bondowoso.
Kalapas Jember, RM. Kristyo Nugroho, dalam sambutannya menyatakan bahwa kegiatan ini merupakan perintah dari Direktur Jenderal Pemasyarakatan, Drs. Mashudi dalam rangka mempererat tali silaturahmi di bulan suci Ramadhan.
“Buka bersama di luar mungkin sudah biasa, tapi berbuka bersama dengan warga binaan memiliki makna tersendiri. Ini adalah bukti bahwa kita bagian dari satu keluarga,” ujarnya.
Kalapas juga menyampaikan bahwa status sosial tidak menjadi pembeda di hadapan Tuhan.
“Kalian saat ini sebagai warga binaan dan kami sebagai petugas, tapi di hadapan Allah SWT kita semua sama. Yang terpenting bagaimana kita menjalani kehidupan ini dengn baik serta seberapa besar manfaat yang bisa kita berikan untuk orang lain,” pesan Kalapas.
Kalapas mengajak warga binaan untuk menjadikan bulan Ramadhan sebagai momentum introspeksi dan perubahan diri.
“Masa lalu biarlah berlalu, yang terpenting adalah bagaimana kita memperbaiki diri untuk menjadi pribadi yang lebih baik,” ujarnya.
Dalam tausiyahnya, KH. Muhammad Tajul Arifin Billah berpesan, pentingnya memanfaatkan bulan suci Ramadhan dengan sebaik-baiknya. Beliau juga mengingatkan bahwa setiap individu, termasuk warga binaan memiliki kesempatan yang sama untuk memperbaiki diri.
“Allah SWT memberi manusia akal untuk berpikir, maka gunakanlah untuk memilih yang baik dan meninggalkan keburukan, dan saudara-saudara adalah orang pilihan yang masih diberi kesempatan untuk bertaubat serta beribadah dengan maksimal,” pesannya.
Dengan adanya kegiatan ini membuktikan bahwa suasana kebersamaan dan kehangatan bisa dirasakan di manapun, bahkan di dalam Lembaga Pemasyarakatan. Momentum ini menjadi pengingat bahwa setiap orang memiliki kesempatan untuk berubah menjadi lebih baik.(One/01)