TRENGGALEK, SUDUTPANDANG.ID – Menjaga konsistensi mendekatkan pelayanan kepada masyarakat, Bupati Trenggalek, Mochammad Nur Arifin kembali jalankan Program “Makaryo Ning Deso Hebat (Mening Deh)”. Kali ini, Rabu (18/1/2023), Desa Banaran, Kecamatan Tugu yang dipilih.
Kurang lebih 40 persen dan semua pelayanan yang dimiliki dibawa ke desa untuk memudahkan masyarakat dalam mengakses pelayanan.
Mengusung tema “Gadis Pentas Senggol Perak” yang merupakan akronim dari Gerakan Dasa Wisma dalam Percepatan Penurunan dan Pengentasan Anak Stunting dan Desa Nol Perkawinan Anak. Salah satu tujuan kegiatan “Makaryo Neng Deso” kali ini di antaranya menurunkan angka stanting dan stop perkawinan anak.
“Hari ini rutin kita makaryo ning deso. Kita mengecek beberapa layanan yang ada di kecamatan. Dinas Kesehatan ada layanan stunting yang akan kita launching karena Pak Presiden juga mengarahkan untuk mengurangi bahan bahan yang membutuhkan ekstra atau ultra proses. Besok para pendamping asi untuk mencegah stunting dipastikan dimasak oleh kelompok-kelompok masyarakat setempat kemudian didistribusikan ke warga warga,” ucap Bupati Trenggalek, Mochammad Nur Arifin
Bupati berharap kader pendamping balita bisa mendistribusikan makanan makanan sehat kepada masyarakat. Dipastikan nanti makanan pendamping tidak hanya biskuit
“Karena makanan yang ekstra proses itu tidak baik untuk tumbuh kembang anak,” kata Gus Ipin, sapaan akrap Bupati Trenggalek.
“Termasuk nanti kita juga akan mengecek beberapa proyek infrastruktur yang sudah selesai. Jadi pelayanannya banyak mulai dari BUMD, Dinas OPD dan juga saya senang kepala desa punya keperpihakan dengan UMKM dan diminta tampil dan tadi juga saya minta borong,” sambungnya.
Sesuai data BPS, lanjutnya, sektor non formil tercatat 77 persen dan hidup dari kegiatan atau event ke event seperti ini.
“Jadi penyelenggaraan kegiatan atau event event seperti ini penting untuk menciptakan pasar,” katanya.
Stunting
Terkait dengan stunting seperti yang disampaikan oleh Ketua Tim Penggerak PKK Kabupaten Trenggalek, Novita Hardini, pemenuhan makanan bergizi yang baik tumbuh kembang anak tidak harus dengan makanan-makanan mahal.
“Seperti tadi daging ternyata kandungan Zink-nya lebih kecil dari ikan laut yang harganya jauh lebih murah. Apalagi kita sebagai salah satu daerah penghasil ikan, baik perikanan tangkap maupun perikanan budidaya,” terangnya di Balai Desa Banaran.
Menurutnya, yang terpenting penanganan stunting itu adalah gizi seimbang, tidak harus didapatkan dari makanan-makanan yang mahal.
“Kemudian makanan yang membutuhkan ekstra atau ultra proses harus juga dihindari. Anggaran makanan pendamping asi itu nanti akan kita kucurkan ke kelompok. Kemudian kita ajari untuk menyajikan menu yang cukup gizi untuk tumbuh kembang anak.
Ia sendiri juga sering menciptakan menu melalui program Sareng Masak Sama (SMS). Novita bersama kader yang kemudian diberikan kepada balita-balita. Sedangkan untuk angka stunting sendiri kita turun. Awal 3-4 tahun lalu hampir di angka 30, sekarang penilaian mandiri ada di angka 8-11 persen.(bud/01)