Mualaf Asal Jepang Kaiji Wada: Dakwah Terpenting Melalui Perilaku

Kaiji Wada (Dok.Instagram @superkokeji)

“Saya merasa kehidupan Muslim itu sangat indah, hati dan kata-katanya baik.”

SUDUTPANDANG.ID – Tokoh muda Muslim Jepang, Kaiji Wada, menilai cara dakwah paling penting dan paling efektif di negeri berpenduduk minoritas Islam adalah melalui perilaku.

Kemenkumham Bali

Hal itu disampaikan Kaiji, CEO Career Diversity, saat acara tabligh akbar Ikatan Perawat Muslim Indonesia (IPMI) Jepang bertajuk “Generasi Muda dan Perubahan Zaman” di Tokyo, Minggu (25/12/2022).

“(Melalui) perilaku yang paling penting. Meskipun saya menjelaskan tentang, contohnya Allah SWT, mereka susah mengerti konsep-konsepnya. Jadi, saya tunjukkan perilaku saya. Kalau saya baik, mereka akan berminat, Insya Allah,” kata pemilik nama lengkap Kaiji Kadir Wada ini.

Menurut Kaiji, cara tersebut membutuhkan waktu yang lama, tetapi paling efektif.

Ia juga mengaku menghadapi banyak tantangan dalam berdakwah di Negeri Sakura. Di antaranya mendapatkan respons negatif dari lingkungan sekitar. Pasalnya, citra Islam masih buruk bagi padangan sebagian besar warga Jepang.

Image-nya masih buruk gara-gara berita yang tidak baik. Jadi, saya berusaha menyampaikan ide yang bagus, informasi yang benar,” ungkap Mualaf sejak 2017 ini.

Kaiji mengaku menyampaikan dakwah dengan cara tatap muka, seperti kajian, atau secara daring melalui media sosialnya.

“Kalau saya bertemu teman atau teman kantor, (saya) selalu berusaha menjelaskan tentang Islam, terus saya pakai sosial media jadi secara offline dan secara online, berusaha untuk dakwah,” katanya.

Sebagai informasi, Kaiji memeluk Islam pada 2017 di Brunei Darussalam. Kemudian, ia belajar agama dengan para ustadz di sebuah masjid di OkachimachiTokyo.

Selain itu, ia memperoleh ilmu agama dari berbagai perkumpulan Muslim Indonesia, Malaysia, Singapura dan negara-negara Asia Selatan.

“Saya merasa kehidupan Muslim itu sangat indah, hati dan kata-katanya baik,” tuturnya.

Kaiji berpesan kepada para mualaf dan Muslim yang berada di Jepang untuk tidak merasa sendiri. Menurutnya, ada komunitas yang bisa menjadi keluarga dan teman, meski komunitas Muslim di Jepang belum begitu besar.

“Ada komunitasnya, keluarga dan teman-temannya. Tidak usah khawatir, terus yakin agama ini benar dan terbaik,” jelas pria yang lancar berbahasa Indonesia itu.(01/ant)

Tinggalkan Balasan