SUDUTPANDANG ID – Amerika Serikat (AS) kini menyaksikan sebuah drama langka yang tak hanya berlangsung di panggung politik, tetapi juga mengancam masa depan industri luar angkasa. Perseteruan panas antara Elon Musk, pengusaha eksentrik sekaligus pemilik SpaceX, dengan Presiden AS Donald Trump, telah memicu kekacauan yang bisa berdampak miliaran dolar dan merenggut nyawa astronot jika dibiarkan terus memburuk.
Mengutip laporan Reuters pada Sabtu (7/6/2025), konflik bermula dari kritik pedas Elon Musk terhadap kebijakan ekonomi Trump khususnya soal pemotongan pajak dan pengeluaran negara. Kritik tersebut rupanya menyulut amarah sang presiden.
Dalam pidato di Ruang Oval, Trump secara terbuka menyerang Elon Musk dan menyiratkan ancaman akan mengakhiri seluruh kontrak pemerintah dengan perusahaannya.
Tak tinggal diam, Elon Musk merespons melalui serangkaian unggahan di platform X (dulu Twitter), menyindir Trump sekaligus menyatakan ancaman mengejutkan. Ia akan menonaktifkan wahana antariksa Dragon milik SpaceX, satu-satunya kapsul milik AS yang digunakan NASA untuk mengangkut astronot ke Stasiun Luar Angkasa Internasional (ISS).
Ancaman ini dianggap sebagai puncak dari kemarahan Musk, dan sekaligus menciptakan krisis besar di tubuh NASA. Dengan nilai kontrak mencapai US$ 5 miliar (Rp 81 triliun), kapsul Dragon bukan hanya aset vital, ia adalah tulang punggung operasional luar angkasa AS sejak berakhirnya era pesawat ulang-alik.
“Seorang CEO nakal yang mengancam akan menonaktifkan wahana antariksa, yang membahayakan nyawa astronot, tidak dapat dipertahankan,” ujar Lori Garver, Wakil Administrator NASA, dengan nada tajam.
Sementara itu, Gedung Putih bergerak cepat. Jared Isaacman, calon administrator NASA sekaligus sekutu Musk yang dikenal sebagai “astronot swasta pertama”, tiba-tiba dicoret dari pencalonan. Trump berdalih, “Isaacman sepenuhnya Demokrat”, menambah aroma politis dalam konflik yang makin panas.
Guncang Pasar Saham
Perseteruan pribadi ini tak hanya mengancam ruang angkasa, tetapi juga mengguncang pasar. Saham Tesla, salah satu mahakarya bisnis Musk, anjlok 14 persen dalam sehari pada Kamis (5/6), menghapus nilai pasar sebesar US$150 miliar (Rp 2.438 triliun). Investor mulai meragukan stabilitas kepemimpinan Musk di tengah krisis politik yang semakin personal.
Analis memperkirakan, meskipun SpaceX telah menjelma menjadi kekuatan global dalam peluncuran roket dan satelit, kehilangan kepercayaan pemerintah AS bisa membawa dampak jangka panjang.
Ini bukan kiamat untuk SpaceX, tapi jelas merupakan pukulan besar secara pendapatan dan reputasi,” kata Justus Parmar, CEO Fortuna Investments, salah satu investor utama SpaceX.
Meski Sekretaris Pers NASA, Bethany Stevens, enggan berkomentar langsung tentang SpaceX, ia menegaskan bahwa NASA tetap berkomitmen menjaga misi luar angkasa nasional.
“Kami akan terus bekerja dengan mitra industri untuk memastikan tujuan luar angkasa presiden dapat tercapai,” ujarnya diplomatis.(01)