JAKARTA, SUDUTPANDANG.ID – Cetak gol merupakan salah satu tujuan dari permainan sepak bola. Kedua tim yang bertanding di atas lapangan akan saling berlomba menjebol gawang untuk memenangkan laga.
Untuk itu, setiap klub berusaha memiliki pemain bernaluri mencetak gol yang baik. Secara spesifik, hal tersebut dimiliki oleh seorang striker.
Sebagai ujung tombak sebuah klub untuk melakukan penyerangan, seorang striker dituntut untuk dapat memiliki insting dan naluri mencetak gol yang tajam. Seluruh bagian tubuh mulai dari kaki dan kepala harus bisa digunakan menjebol gawang lawan.
Bali United beruntung bisa memiliki striker yang haus mencetak gol. Meskipun sempat terseok dalam menjebol gawang lawan, tetapi klub berjuluk Serdadu Tridatu ini dapat berubah tampil produktif.
Dari sekian banyak nama striker baik lokal maupun asing yang sempat menjadi juru gedor, muncul dua nama yang paling berkesan bagi publik Pulau Dewata. Mereka adalah Ilija Spasojevic dan Sylvano Dominique Comvalius.
Keduanya merupakan striker yang sangat buas di mulut gawang lawan. Maka tidaklah mengherankan jika Spasojevic serta Comvalius menjadi dua sosok ujung tombak yang memiliki rekam jejak indah dalam kenangan Semeton.
Lantas, bagaimanakah komparasi antara keduanya selama berseragam Bali United? Berikut ini adalah detailnya:
.1) Sylvano Comvalius
Seluruh pendukung Bali United tentu masih ingat betul dengan sosok striker asal Amsterdam, Belanda ini. Dengan tubuh tinggi besar dan khas janggut lebatnya, Comvalius pernah menjadi mesin gol bagi Serdadu Tridatu.
Datang dari klub Ukraina Stal Kamyanske pada tahun 2017 lalu, pemilik nomor punggung 99 itu langsung menyatu dengan skema permainan Bali United di bawah racikan Widodo Cahyono Putro.
Berkat postur, kemampuan positioning, insting tinggi sebagai striker ditambah sokongan apik dari Irfan Bachdim, Stefano Lilipaly, dan Nick van der Velden atau yang dijuluki “The Dutch Connection”, Comvalius tampil sangat produktif. Dari 34 penampilan sepanjang Liga 1 2017, ia mencetak 37 gol dan 11 assist.
Torehan golnya tersebut pun berhasil melampaui milik legenda mantan pemain Bandung Raya, Peri Sandria. Di mana, Peri menorehkan 34 gol pada kompetisi 1994/1995. Itu artinya, Comvalius memecahkan rekor yang bertahan selama 22 tahun.
Namun sayang, kebersamaan Bali United dengan Comvalius tidak berlangsung lama. Sebab, pemain berpostur 192 cm tersebut memutuskan hengkang pada tahun 2018 lalu ke klub Suphanburi FC.
Setelah sempat memperkuat sejumlah tim termasuk, Arema FC (2019–2020), Persipura (2020), Comvalius memutuskan gantung sepatu pada 1 Juni 2021 lalu usai bermain dengan klub asal Belanda, Quick Boys.
“Setelah perjalanan 13 tahun, 11 negara dan 17 klub berbeda, saya memutuskan untuk pensiun dari sepak bola profesional. Ini adalah keputusan yang sangat sulit untuk melepaskan semua yang saya impikan sebagai anak muda. Namun, kenyataannya ada hal yang lebih penting dalam hidup daripada sepak bola dan ada peluang besar lain di depan saya yang ingin saya fokuskan,” tulis Comvalius pada unggahan di akun Instagram pribadinya.
2) Ilija Spasojevic
Pemain berjuluk Spasogol itu bergabung dengan Bali United pada tahun 2018 lalu. Didatangkan dari klub Bhayangkara FC, ia diharapkan mampu menjadi sosok pengganti dari Comvalius.
Pada saat awal kedatangannya, Spaso sempat mengalami periode sulit untuk mencetak gol. Ia hanya mampu melesakkan total 9 gol dan 4 assist dari 28 penampilan sepanjang Liga 1 2018.
Musim selanjutnya, mantan pemain Timnas Indonesia menghantarkan tim pulau dewata meraih trofi Liga 1 perdana di ajang Liga 1 2019. Pada 31 penampilannya, Spaso sukses mencetak 16 gol untuk Bali United.
Namun, secara perlahan pemilik nomor punggung 9 itu berhasil bangkit dan membuktikan dirinya layak mengisi pos striker Bali United. Liga 1 2021/2022 menjadi puncak kariernya, di mana ia begitu produktif dalam urusan menjebol gawang lawan.
Total 23 gol dan 4 assist dari 34 penampilan sepanjang Liga 1 2021/2022 menjadi bukti sahih ketajaman pemain asal Bar, Montenegro tersebut. Ia pun dinobatkan sebagai top skorer liga pada saat itu yang sekaligus mengantar Bali United merengkuh titel juara Liga 1 dua musim beruntun.
Tidak berhenti sampai di sana, striker pemilik postur 187 cm tersebut masih bertaji di Liga 1 2022/2023. Dari 11 penampilan, ia telah mencetak 7 gol dan 1 assist. Ia pun masih berpeluang mencetak gol jika kompetisi Liga 1 musim ini dilanjutkan.
Bahkan, laga Bali United menghadapi Dewa United (10/9) menjadi kali pertama Spaso mencetak hattrick bagi Serdadu Tridatu. Tiga golnya tercipta pada menit 67, 80, dan 90+2.
Berkat sumbangan golnya tersebut, Bali United menggenapi pesta gol dengan skor 6-0 atas Dewa United di kandang sendiri.
Hattrick tersebut sekaligus menjadi yang kedua sepanjang kariernya. Sebelumnya, saat masih berseragam Bhayangkara FC, ia mencetak hattrick ke gawang Madura United (8/11/2017).
Meskipun telah menginjak usia 35 tahun, tetapi Spasojevic seolah tidak kehilangan insting dalam mencetak gol. Ia pun memiliki teknik tersendiri untuk dapat memiliki peluang mencetak gol.
“Saya pikir banyak gol saya lahir dari insting sebagai striker. Kalau saya kembali melihat video gol itu, saya tidak ingat apa yang terjadi di kepala saya waktu itu. Jadi itu insting dari dalam diri saya. Namun, tentu juga harus memiliki teknik dan juga power supaya bisa mencetak banyak gol,” ungkap Spaso.
Berkat hal tersebut, Spaso pun saat ini masih berstatus sebagai top skorer sepanjang masa sejak era Liga 1. Dari 121 penampilan bersama Bali United dan Bhayangkara FC, ia sudah 68 kali mencetak gol dan menyumbangkan 11 assist. Spaso juga mampu melampaui rekor striker lainnya seperti Marco Simic dan Beto Goncalves.
Jika mampu terus konsisten, bukan tidak mungkin pundi-pundi golnya semakin bertambah dan meninggalkan sejarah tersendiri di liga Indonesia.
Kehadiran pemain yang dapat memberikan kontribusi positif seperti Comvalius dan Spasojevic tentu merupakan berkat tersendiri. Terlepas dari ambisi pribadi, kehadiran sosok yang tepat dalam setiap posisi bermain dapat menjadi faktor di balik prestasi gemilang Bali United. (06)