SUDUTPANDANG.ID – Mantan Perdana Menteri (PM) Malaysia, Mahathir Mohamad, mengaku kecewa terhadap suksesornya, PM Muhyiddin Yassin.
Kekecewaan Mahathir diungkapkan setelah Muhyiddin dengan sengaja membohongi parlemen Malaysia, Kamis (29/7/2021).
Hal itu terkait pencabutan Undang-Undang Darurat yang diterapkan selama masa wabah Covid-19 mengalami peningkatan di Malaysia.
Pernyataan Mahathir tersebut, tak lama setelah Raja Malaysia, Yang Dipertuan Agong, Sultan Abdullah Bin Sultan Haji Ahmad Shah, yang juga mengaku kecewa terhadap Muhyiddin dan memintanya untuk mundur.
Hal ini terkait pengumuman Menteri Hukum Malaysia, Datuk Seri Takiyuddin Hassan, yang menegaskan Undang-Undang Darurat akan dihentikan.
Muhyiddin yang menyaksikan hal itu tak berusaha membetulkan atau menghentikan Takiyuddin.
Padahal, Undang-Undang Darurat baru bisa dihentikan jika sudah mendapatkan persetujuan dari pihak kerajaan.
“Ia (Muhyiddin) seharusnya tahu tak memiliki kekuatan untuk menghentikan undang-undang tersebut,” tutur Mahathir dilansir dari New Strait Times.
“Tetapi, pengumuman tersebut dibuat seperti ia memiliki kekuatan, meski kekuatan sebenarnya berada di tangan Raja saat dalam keadaan darurat,” tambahnya.
Mahathir menegaskan Muhyiddin tak bisa melepaskan dirinya dari tanggung jawab atas pernyataan menterinya itu.
“Oleh sebab itu, Muhyiddin bertanggung jawab atas tindakan memalukan ini, seperti juga anggota kabinet lainnya,” ujar Mahathir.
“Oleh karena itu, ia wajib mengundurkan diri sebagai Perdana Menteri dan anggota kabinetnya mengikuti,” tambah politikus Negeri Jiran berusia 96 tahun ini.
Seperti diketahui, Muhyiddin merupakan pengganti Mahathir yang mundur dari jabatannya sebagai Perdana Menteri pada 2020. Muhyiddin terpilih sebagai Perdana Menteri Malaysia tanpa harus menjalani pemilihan umum.(sim)
Sumber: berbagai sumber