Zionis Israel Meroket RS Indonesia di Gaza, 12 Tewas

Rumash Sakit Indonesia (RSI) di Gaza, Palestina, menjadi target dan sasaran serangan militer zionis Israel. FOTO: Humas MER-C

GAZA-PALESTINA, SUDUTPANDANG.ID – Serangan roket tentara zionis Israel di Rumah Sakit (RS) Indonesia di Gaza utara, Senin (20/11/2023) menyebabkan sebanyak 12 orang tewas dan beberapa lainnya luka-luka, demikian dinyatakan oleh Kementerian Kesehatan (Kemenkes) Gaza, Palestina.

Dalam laporan yang dikutip dari Kantor Berita Anadolu di Jakarta, Senin (20/11), Kemenkes di Gaza memperingatkan bahwa nyawa ribuan pasien, petugas medis dan pengungsi “berada di ujung tanduk akibat bombardemen langsung dan terus menerus di RS Indonesia.”

Kemenkumham Bali

Sebelumnya, Kantor Berita Palestina WAFA melaporkan delapan orang tewas dalam serangan artileri Israel terhadap RS Indonesia.

WAFA menyatakan 150 pasien, 100 petugas medis dan ratusan pengungsi berada di dalam RS tersebut.

Sejumlah saksi mengatakan serangan Israel menyebabkan rumah sakit itu tidak mendapat daya listrik karena generator mati.

Sejak Israel membombardir Gaza pada 7 Okober setelah serangan kelompok perlawanan Hamas, sedikitnya 13.000 warga Palestina telah kehilangan nyawa, termasuk 9.000 wanita dan anak-anak, dan lebih dari 30.000 lainnya terluka, menurut data terbaru.

Ribuan bangunan, termasuk rumah sakit, masjid dan gereja rusak atau luluh lantak akibat serangan-serangan udara dan darat Israel.

BACA JUGA  Dua Warga Depok Positif Corona, Terawan: Kasus Pertama

Selain memblokade Gaza, Israel juga memutus pasokan bahan bakar, listrik dan air ke wilayah kantung Palestina itu, serta mengurangi pengiriman bantuan hingga jumlahnya sangat sedikit.

Di lain pihak, jumlah warga Israel yang tewas mencapai sekitar 1.200 jiwa, menurut data resmi.

Indonesia Mengutuk

Atas serangan tersebut, Indonesia — melalui Menteri Luar Negeri Retno Marsudi — mengutuk serangan Israel terhadap RS Indonesia di Gaza yang telah menewaskan sejumlah warga sipil.

“Serangan tersebut merupakan pelanggaran nyata terhadap hukum humaniter internasional,” kata Retno berdasarkan transkrip pernyataannya yang dikirimkan Kemlu RI di Jakarta, Senin.

Retno mendesak semua negara, terutama yang memiliki hubungan dekat dengan Israel harus menggunakan pengaruh dan kemampuannya untuk mendesak Israel menghentikan kekejamannya.

Dia mengatakan hingga saat ini Kementerian Luar Negeri masih hilang kontak dengan tiga warga negara Indonesia (WNI) yang menjadi relawan di RS Indonesia.

“Saya sendiri telah menghubungi UNRWA (Badan PBB untuk pengungsi Palestina) di Gaza untuk menanyakan situasi RS Indonesia dan memperoleh jawaban bahwa UNRWA juga tidak dapat melakukan kontak dengan siapa pun di RS Indonesia saat ini,” katanya.

BACA JUGA  Prabowo: Makan Siang Gratis Siswa akan Berdayakan Petani

Menlu juga mengatakan bahwa pihaknya telah berupaya menghubungi Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) dan Palang Merah Internasional, tetapi belum mendapatkan jawaban.

“Saya akan terus berusaha untuk menghubungi berbagai pihak, guna memperoleh informasi terkait RS Indonesia dan keselamatan tiga WNI tersebut,” ujar dia.

Retno saat ini sedang berada di Beijing, China bersama dengan Menlu Arab Saudi, Yordania, Mesir, Palestina dan Sekjen Organisasi Kerja Sama Islam (OKI) untuk menggalang dukungan dari negara-negara anggota tetap Dewan Keamanan (DK PBB) agar gencatan senjata dapat segera dilakukan dan bantuan kemanusiaan dapat juga dilakukan tanpa hambatan.

China merupakan salah satu anggota tetap DK PBB bersama dengan empat negara lainnya, yakni Amerika Serikat, Inggris, Rusia, dan Prancis.

Usai dari China, para Menlu OKI selanjutnya akan terbang ke Moskow untuk menggalang dukungan serupa.

BACA JUGA  Felicya Angelista Minta Maaf Usai Videonya Dituding Pro Israel

Al Jazeera melaporkan bahwa tank-tank Israel mengepung RS Indonesia di Gaza di mana sedikitnya 12 orang tewas dalam serangan Israel sejak Senin pagi waktu setempat.

Sebelumnya pada pekan lalu, Israel juga menyerang RS Al Shifa dan menuding Hamas memiliki pusat komando bawah tanah yang tersembunyi di bawah rumah sakit tersebut.

Tudingan itu dibantah oleh kelompok perlawanan Palestina tersebut.

Lebih dari 13.000 orang di Gaza meninggal dunia akibat bombardemen Israel sejak 7 Oktober 2023. Sementara itu, jumlah korban tewas di pihak Israel mencapai 1.200 orang. (02/Ant)