Pesan Anies Baswedan Bagi Diaspora RI di Jepang: Tetap Aktif Kawal Demokrasi

Anies
Anies R Baswedan memberi kuliah umum bertema "Democracy in Their Hands: How Youths Seize the Leads in the Digital Era" di Sophia University, Tokyo, Jumat (20/9/2024) di depan diaspora Indonesia di Jepang. FOTO: Ant

TOKYO-JEPANG, SUDUTPANDANG.ID – Dalam kuliah umum di Tokyo, Jepang, kepada diaspora Republik Indonesia (RI) di negeri berjuluk “Matahari Terbit” itu, Anies R Baswedan berpesan agar tetap aktif berpartisipasi dalam pemecahan masalah, terutama mengawal demokrasi di Tanah Air.

Anies menyampaikan itu dalam kuliah umum bertema “Democracy in Their Hands: How Youths Seize the Leads in the Digital Era” di Sophia University, Tokyo, Jumat (20/9/2024) malam.

“Tetaplah aktif dan terlibat. Gunakan gawai untuk membagikan pemikiran, praktik terbaik untuk Indonesia,” katanya.

Diplomat karir Dino Patti Djalal — juru bicara Presiden Susilo Bambang Yudhoyono 2004-2010 — yang menjabat sebagai Duta Besar RI untuk Amerika Serikat pada 2010-2013, mendirikan dan menyelenggarakan Kongres Diaspora Indonesia seluruh dunia pertama di Los Angeles, AS, pada hari Minggu (8/7/2012).

Seperti dikutip dari laman Indonesian Diaspora Network, menurut Dino Patti Djalal — yang menjabat Wakil Menlu RI pada 14 Juli 2014 hingga 20 Oktober 2014, istilah Diaspora Indonesia memiliki arti warga negara Indonesia yang tinggal di luar negeri dan terbagi dalam empat kelompok.

BACA JUGA  Bupati Langkat Dijerat Pasal Berlapis di Kasus Kerangkeng, Hukuman Berat Menanti

Kelompok pertama:

WNI yang tinggal di luar negeri atau masih memegang paspor Indonesia secara sah.

Kelompok kedua: warga Indonesia yang telah menjadi warga negara asing karena proses naturalisasi dan tidak lagi memiliki paspor Indonesia.

Kelompok ketiga:

Warga negara asing yang memiliki orang tua atau leluhur berasal dari Indonesia.

Kelompok keempat:

Warga negara asing yang sama sekali tak memiliki pertalian leluhur dengan Indonesia, namun memiliki kecintaan luar biasa terhadap Indonesia.

Solusi permasalahan

Menurut Anies R Baswedan, meskipun fisik jauh dari Tanah Air, tetapi tetap melepaskan identitas pribadi Indonesia.

“Pesawat bisa membawa tubuhmu jauh, tapi tidak dengan hati dan pikiranmu karena itu berada di sana selamanya.

BACA JUGA  Kirim Surat ke KPU, Pasangan AMIN Siap Daftar Tanggal 19 Oktober 2023

Di era digital ini, kata dia, para diaspora dapat memanfaatkan alat yang membantu terhubung satu sama lain dengan mudah.

“Tidak masalah apakah kamu berada di Karawang (Jawa Barat) atau Kanagawa (Jepang) karena sama saja masih bisa secara aktif terlibat. Jadi, saran saya lanjutkan berpartisipasi aktif,” kata calon presiden (capres) 2024 itu.

Ia mendukung agar seluruh diaspora, terutama mahasiswa menjadi solusi bagi permasalahan yang ada di Indonesia.

Hal itu, kata dia, karena keterlibatan anak muda sangat penting dalam demokrasi, terutama dalam melahirkan perspektif segar di era digital.

Ia merinci terdapat lima poin utama mengapa pemuda harus berpartisipasi aktif dalam demokrasi, yaitu untuk keterwakilan dan inklusivitas, inovasi dan perspektif yang segar, stabilitas jangka panjang dan keberlanjutan demokrasi, literasi digital dan adaptasi teknologi, perspektif global dan keterhubungan.

Gubernur DKI Jakara masa bakti 2017–2022 itu juga berpesan agar diaspora Indonesia memberikan kinerja terbaik kepada rekan-rekan, atasan, dosen agar memberikan kesan yang terbaik.

BACA JUGA  Pelajar Yatim Korban Covid-19 Terima Bantuan Sosial

“Ketika berada di negeri asing, sesungguhnya mahasiswa membawa nama Indonesia. Saya selalu bilang Anda mewakili Indonesia meskipun tidak dibiayai beasiswa dari pemerintah Indonesia karena itu lakukan yang terbaik, impress them, buat mereka terpukau,” kata penggagas Indonesia Mengajar itu yang menjadi Mendikbud pada 27 Oktober 2014 hingga 27 Juli 2016 itu. (Ant/berbagai sumber/02)