ACEH, SUDUTPANDANG.ID – PTPN IV Regional VI membuka dua dapur umum darurat di Kecamatan Indra Makmu, Aceh Utara, untuk menyalurkan makanan bagi warga yang masih terisolasi akibat banjir besar yang menutup akses dari dan menuju wilayah tersebut sejak akhir pekan lalu. Langkah ini menjadi tumpuan ratusan warga yang kesulitan memperoleh bahan pokok.
Sejak hujan ekstrem mengguyur kawasan hulu, suplai beras, minyak goreng, hingga gas elpiji nyaris terhenti. Enam kecamatan dilaporkan masih terisolasi hingga Selasa (2/12), sementara jalur darat belum sepenuhnya dapat dilalui. Di sejumlah warung, stok bahan masak menipis, dan banyak warga tidak dapat memasak di rumah karena dapur mereka terendam, sehingga keberadaan dapur umum PTPN IV menjadi tumpuan utama untuk memastikan pasokan makanan tetap tersedia.
Dua dapur umum yang didirikan PTPN IV di Afdeling I dan Afdeling II menjadi tumpuan warga. Setiap hari, petugas perusahaan bersama warga memasak dan menyalurkan makanan hangat ke pengungsi serta masyarakat yang tetap bertahan di rumah yang dikepung air.
“Air sudah masuk sampai ke dapur, kami tidak bisa masak apa-apa lagi. Gas habis, minyak habis,” kata Febri, warga Indra Makmu yang mengungsi bersama keluarga.
“Makanan dari dapur umum ini membuat kami bisa makan layak sejak kemarin,” sambungnya.
Menu yang disiapkan menyesuaikan ketersediaan bahan, mulai dari nasi, telur, mi instan, hingga lauk sederhana. Meski terbatas, suplai ini dianggap penting untuk memastikan warga tetap memperoleh makanan layak di tengah krisis pasokan.
Selain dapur umum, PTPN IV juga mengirimkan bantuan sembako ke Blang Nisam, Jambo Bale, Pelita, Seuneubok Bayu, SKM, dan beberapa desa di Langkahan. Namun, distribusi tidak mudah dilakukan. Menurunnya stok bahan pokok di pasar membuat paket bantuan hanya dapat memenuhi kebutuhan jangka pendek.
“Stok bahan pokok di pasar mulai habis dan akses transportasi terputus di banyak titik. Namun penyaluran tidak boleh berhenti,” ujar Yudi Cahyadi, Region Head Regional VI PTPN IV. Tim pun harus mencari jalur alternatif dan menyesuaikan distribusi dengan kondisi di lapangan.
Pemetaan wilayah prioritas terus dilakukan, terutama desa-desa yang masih terisolasi dan belum tersentuh bantuan pihak lain. Kecamatan Langkahan menjadi fokus utama karena suplai bahan pokok di kawasan itu semakin menipis.
Ketergantungan Bantuan Darurat
Di banyak titik banjir, warga tidak hanya kehilangan rumah dan perabotan, tetapi juga ladang, ternak, dan persediaan pangan. Kondisi ini membuat masyarakat sangat bergantung pada bantuan cepat hingga jalur logistik benar-benar pulih.
PTPN IV memastikan dapur umum akan tetap beroperasi selama akses pasokan pangan belum stabil. “Kami memastikan setiap keluarga mendapatkan suplai harian. Ini langkah yang harus diambil ketika pasokan pangan sulit masuk,” kata Yudi.
Hingga kini, BPBD Aceh Utara masih mendata desa-desa yang belum terjangkau bantuan. Curah hujan yang belum menunjukkan penurunan membuat proses pemulihan diperkirakan berlangsung lebih lama.(PR/01)









