Pertama di Indramayu, Bupati Resmikan Program Lebu Digital Desa Cantigi Kulon

Bupati Indramayu, Jawa Barat, Nina Agustina Da'I Bachtiar meresmikan Program Lebu Digital (Le-Dig) Desa Cantigi Kulon Kecamatan Cantigi, dan menjadi yang pertama di kabupaten itu, Kamis (7/7/2022). FOTO: Otong

INDRAMAYU, SUDUTPANDANG.ID – Bupati Indramayu, Jawa Barat, Nina Agustina Da’I Bachtiar meresmikan Program Lebu Digital (Le-Dig) Desa Cantigi Kulon Kecamatan Cantigi, dan menjadi yang pertama di kabupaten itu, Kamis (7/7/2022).

Peresmian itu disambut meriah masyarakat setempat yang hadir sejak siang hari, di Halaman Kantor Desa Cantigi Kulon, Kecamatan Cantigi.

Kemenkumham Bali

Peresmian program Le-Dig di Desa Cantigi Kulon tentu menjadi sejarah karena satu-satunya desa yang berhasil mengimplementasikan program Le-Dig yang merupakan satu di antara 10 program unggulan Bupati Indramayu dengan visi Indramayu Bermartabat (Bersih, Religius, Maju, Adil, Makmur dan Hebat).

Dalam sambutannya Bupati Nina Agustina mengatakan, Pemkab Indramayu mempunyai 10 program unggulan yang bertujuan menjadikan masyarakat Indramayu lebih sejahtera dan merasa terjamin dalam menjalankan kehidupan karena menyasar ke berbagai sektor, mulai kesehatan, pendidikan, pembangunan keagamaan hingga ekonomi.

Menurutnya, satu per satu program yang dilaksanakan Pemkab Indramayu untuk kesejahteraan masyarakat mulai diimplementasikan. Seperti halnya Le-Dig di Desa Cantigi Kulon yang merupakan langkah mewujudkan desa cerdas (smart village) dengan memanfaatkan teknologi informasi.

“Digitalisasi setiap desa ini dimaksudkan agar masyarakat Cantigi Kulon semakin cepat dan mudah dalam mendapatkan pelayanan,” katanya.

BACA JUGA  Desa Cangkingan-Indramayu Lakukan Terobosan Digitalisasi Tanah Kas Desa

Untuk itu, kata dia, perkembangan teknologi ini akan sangat menguntungkan dan memudahkan aktivitas keseharian jika kita semua menguasainya. Namun jika bermalas-malasan maka akan tertinggal dan tergerus oleh arus modernisasi.

“Bahwa semuanya serba gampang dan bisa dilaksanakan di rumah, yang terpenting mempunyai ‘handphone android’. Membeli sayuran yang ada ‘marketplace’ bisa, dan tentu ini sangat mempermudah masyarakat dalam aktivitas keseharian,” katanya.

Bupati menginginkan jika program Le-Dig ini semakin luas diimplementasikan di “Kota Mangga” itu, maka dibutuhkan peranan masing-masing kepala desa yang harus sinergi dalam membangun desanya menuju “smart village” seperti masarkan produk olahan Usaha Mikro Kecil dan Menengah (UMKM) melalui Program Le-Dig dengan sistem e-DESA.

“Ini perlu ditiru oleh kepala desa yang lain bisa saling sinergi utamanya dalam memasarkan produk Usaha Mikro Kecil dan Menengah (UMKM) melalui edesa atau lebu digital ini. Kemudian kuasai marketplace yang ada di desa apapun produk yang dimiliki desa bisa saling berkaitan dengan desa atau kecamatan lain di Indramayu,” tambahnya.

Ia berharap sejumlah desa di Indramayu khususnya di wilayah Kecamatan Cantigi bisa meniru Desa Cantigi Kulon yang mampu mengiplementasikan program Le-Dig.
Program Le-Dig yang menjadi bagian 10 program unggulan merupakan kepentingan masyarakat dan sudah didaftarkan di Kementerian Dalam Negeri Republik Indonesia (Kemendagri), selain itu masuk dalam RPJMD dan di-Perdakan.

BACA JUGA  Amankan Tanaman Padi, Camat Kedokanbunder dan Petani "Gropyok" Hama Tikus

“Mari bersama-sama program unggulan ini bisa didukung. Visi Indramayu Bermartabat bukan milik kepala daerah tetapi untuk warga dan kesejahteraan masyarakat Indramayu karena sudah didaftarkan di Kemendagri, kemudian masuk RPJMD kita dan sudah diperdakan, sehingga harus benar-benar mensukseskan Indramayu Bermartabat,” kata Nina Agustina.

Sementara itu Kepala Desa Cantigi Kulon Chaerotunnisa memaparkan implementasi Program Le-Dig di Desa Cantigi Kulon memakai sistem android yang dinamai eDESA besutan PT Inti Smart Solution yang menyajikan pelayanan dengan mudah untuk masyarakat dan menghadirkan mesin “Anjungan Desa”.

“Aplikasi e-DESA dan mesin ‘Anjungan Desa’ adalah jawaban efektif untuk warga desa yang selama ini berpikir mengurus layanan di kantor desa langsung itu lama atau ribet atau lainnya. Terkhusus aplikasi e-DESA ini masyarakat bisa mengajukan juga pembuatan surat SKTM dan lainnya dari rumah langsung,” katanya.

BACA JUGA  Bupati Asahan Temu Ramah Bersama Danrem 022/Pantai Timur

Selain itu, apalikasi e-DESA tersebut menyajikan kabar desa, forum sesama desa, transparansi keungan desa, hingga usaha desa seperti membeli pulsa, membayar listrik yang dapat menambah uang kas BUMDes dan sebagai layanan aduan pertolongan yang bisa diakses secara cepat.

“Jadi e-DESA terbagi menjadi 3 fase pengembangan. Pertama pengembangan layanan administrasi, informasi desa dan PPOB. Kedua nantinya akan memiliki marketplace produk-produk UMKM yang dibina oleh BUMDes,” katanya.

“Sedangkan Fase 3 ini tersedia layanan monitoring peformance UMKM yang yang dapat diakses oleh investor sebagai sumber data kemudahan berinvestasi dalam mewujudkan kesejahteraan masyarakat dan berdampak pada ekosistem digital dan ekonomi desa,” kata Chaerotunnisa. (Otong)

 

Tinggalkan Balasan