Dari Kabupaten Sukabumi, Pimpinan Ponpes Aitam Assalafi Suarakan Pemilu Damai

Pimpinan Pondok Pesantran (Ponpes) Darul Aitam Assalafi Kabupaten Sukabumi Jawa Barat Ustadz Edi Soheh
Pimpinan Pondok Pesantran (Ponpes) Darul Aitam Assalafi Kabupaten Sukabumi Ustadz Edi Soheh (Dok.Pribadi)

SUKABUMI, SUDUTPANDANG.ID – Pimpinan Pondok Pesantran (Ponpes) Darul Aitam Assalafi Kabupaten Sukabumi Jawa Barat Ustadz Edi Soheh berharap pelaksanaan Pemilihan Umum (Pemilu) dapat berjalan aman, damai, jujur dan adil yang merupakan harapan dan keinginan semua pihak.

Harapan ini disuarakan Ustadz Edi Soheh melalui keterangannya secara tertulis yang diterima redaksi, Senin (29/5/2023).

Menjelang Pemilu 2024, tokoh agama Kabupaten Sukabumi ini mengingatkan agar masyarakat harus cerdas dalam mengkonsumsi informasi, sehingga tidak terhasut berita-berita menyesatkan yang sengaja dibuat dan disebar untuk memecah-belah persatuan dan kesatuan bangsa.

“Informasi hoaks dan ujaran kebencian terhadap caleg atau parpol tertentu bisa merusak persatuan dan kerukunan yang selama ini sudah terjaga dengan baik di tengah masyarakat,” ujar Ustadz yang sehari-hari mengasuh sekitar 45 santri yang sebagian besar adalah anak yatim piatu di wilayah Kecamatan Sukalarang, Kabupaten Sukabumi, Jawa Barat itu.

BACA JUGA  Budi Arie Setiadi Resmi Jabat Menkominfo Gantikan Johnny G Plate

Menurut ayah dua puteri itu, dalam upaya menjaga persatuan dan kerukunan di tengah masyarakat, para Kyai dan Ustadz di wilayah Sukabumi sudah bersepakat untuk tidak menjadikan masjid, mushola, dan tempat-tempat ibadah untuk kegiatan politik, seperti kampanye maupun kegiatan lainnya terkait pemilu.

“Rumah ibadah hanya untuk kegiatan keagamaan, bukan untuk kegiatan Pemilu maupun Pilkada. Itu kesepakatan kami para Ustadz dan Kyai di wilayah Sukabumi,” tegas Ustadz Edi.

Ia mengatakan, Pemilu yang damai, aman, lancar, dan tertib akan terwujud dengan sendirinya kalau semua pihak ikut aktif menjaga lingkungannya dari praktik-praktik kotor yang mungkin dilakukan para kontestan Pemilu, entah itu caleg maupun partai politik.

BACA JUGA  DPR: KPU Tidak Perlu Konsultasi soal Putusan MK

“Perbedaan pilihan dalam Pemilu atau Pilpres adalah hak demokrasi setiap warga. Mari kita hormati dan hargai. Namun persatuan dan kerukunan harus tetap dijaga,” imbaunya.

Kepada kaum muda atau generasi milenial, Ustadz Edi meminta untuk tidak terprovokasi atau malah menjadi pelaku penyebar berita-berita hoaks dan ujaran kebencian tentang calon presiden, parpol, atau caleg tertentu melalui media sosial.

“Generasi muda yang tiap hari mengkonsumsi informasi dari media sosial, mari kita lebih bijak dan cerdas. Jangan mudah terprovokasi oleh berita-berita yang belum jelas kebenarannya, dan jangan pula ikut-ikutan menyebarkan informasi hoaks, karena hal itu dapat merusak persatuan dan kerukunan di tengah masyarakat,” pungkas Ustadz Edi.(PR/01)

Tinggalkan Balasan