COVID-19 Melonjak di Singapura, Bali Ajukan 5.000 Vaksin “Booster”

Kepala Dinkes Provinsi Bali, I Nyoman Gede Anom saat memberikan keterangan pada pers terkait antisipasi lonjakan COVID-19 di Denpasar, Jumat (8/12/2023). FOTO: dok.Ant

DENPASAR, SUDUTPANDANG.ID – Guna menyikapi lonjakan kasus di Singapura, Dinas Kesehatan (Dinkes) Provinsi Bali mengajukan 5.000 dosis vaksin COVID-19 ke Kementerian Kesehatan (Kemenkes) untuk diberikan kepada masyarakat yang belum menerima vaksin penguat atau “booster”.

Kepala Dinkes Bali, I Nyoman Gede Anom di Denpasar, Jumat (8/12/2023) menjelaskan bahwa di luar pengajuan ini, Pemprov Bali masih memiliki persediaan vaksin yang cukup dan tersebar di kantor Dinkes kabupaten/kota dan provinsi.

Kemenkumham Bali

Karena itu, bagi masyarakat yang belum menerima vaksin penguat dapat mendatangi kantor secara langsung dan gratis.

“Kita sudah amprah lagi 5.000 dosis pertama, ini dulu, untuk jenisnya vaksin Inavac, siapa tahu ada antusias masyarakat untuk melakukan vaksinasi guna menjaga supaya jangan lagi kena seperti di Singapura,” katanya.

BACA JUGA  Lima Kali Meletus, Gunung Semeru Lontarkan Abu Letusan 800 Meter

“Untuk booster, untuk jaga-jaga, siapa tahu masyarakat antusias, kan (umumnya) begitu sudah dengar ada pemberitaan (kasus positif) ada antusias lagi. Kemarin karena sudah reda mungkin tidak mau booster,” katanya.

Angka vaksinasi COVID-19 di Bali tahap I lebih dari 100 persen, vaksin kedua 80 persen, sementara vaksin ketiga dan keempat atau penguat pertama dan penguat kedua tidak diketahui lantaran pendataan sudah dihentikan setelah status pandemi dicabut.

Sejauh ini, kasus positif juga belum hilang sepenuhnya, namun angkanya tidak setinggi ketika masa pandemi.

Menurut dia hal ini lantaran tingkat vaksinasi yang tinggi di masyarakat.

Kasus COVID-19 belakangan cenderung ringan seperti flu biasa, tetapi akan berbeda jika dialami lansia atau pasien komorbid sehingga dorongan vaksin bisa menekan bahayanya.

BACA JUGA  Kucing Paling Banyak Ikut Program Vaksin Rabies di Jakbar

“Itu karena herd immunity kita bagus 98 persen aman, tapi yang belum booster kemarin atau tercecer kita anjurkan booster, jadi kalau mereka pas positif tidak berat gejalanya, ringan dia seperti flu biasa malah tidak terasa,” katanya.

Pun apabila terjadi lonjakan, Pemprov Bali sudah belajar dari kejadian sebelumnya sehingga sudah menyiapkan fasilitas kesehatan dan stok oksigen.

Hingga kini belum ada arahan lebih lanjut dari Kementerian Kesehatan terkait COVID-19. Sejauh ini yang dilakukan pemerintah adalah mengimbau masyarakat menerapkan pola hidup bersih dan sehat, serta menggunakan masker ketika sedang sakit.

Dinkes Bali tidak lagi mendeteksi terhadap COVID-19, namun karena pemerintah sedang mengantisipasi Mycoplasma pneumoniae dengan memasang pemindai suhu di pintu masuk seperti bandara, maka tidak menutup kemungkinan virus COVID-19 terdeteksi, kata I Nyoman Gede Anom. (02/Ant)

BACA JUGA  Viral Video Pria Bagi-Bagi Uang