Hemmen

Dedi Mulyadi Ungkap Kegalauan Lewat Lagu ‘Rindu Purnama’

Dedi Mulyadi dan Anne

JAKARTA, SUDUTPANDANG.ID –Anggota DPR RI Dedi Mulyadi mengungkapkan kegalauannya melalui sebuah lagu menjelang sidang perdana gugatan perceraian yang diajukan oleh istrinya, Anne Ratna Mustika, Lagu tersebut berjudul “Rindu Purnama” yang dinyanyikan oleh Emka 9 dan diunggah melalui kanal YouTube Dedi Mulyadi.

“Lagu ini baru diunggah di akun YouTube Kang Dedi Mulyadi Channel pada Minggu 2 Oktober 2022,” kata Dedi dalam sambungan telepon, di Purwakarta

Idul Fitri Kanwil Kemenkumham Bali

Lirik lagu tersebut menggambarkan kerinduan terhadap bulan purnama, sesuai dengan judulnya

Seperti diketahui, Dedi Mulyadi akan menjalani sidang gugatan cerai yang dilayangkan oleh Bupati Purwakarta pada Rabu, 5 Oktober 2022. Sidang perdana itu akan berlangsung di Pengadilan Agama Purwakarta.

Sementara pada akhir pekan lalu, Dedi Mulyadi menghabiskan akhir pekan dengan beres-beres rumahnya di Lembur Pakuan, Desa Sukasari, Kecamatan Dawuan, Kabupaten Subang.

BACA JUGA  MUI Susun Naskah Khutbah Jumat Usung Tema "Narkotika Musuh Negara"

Salah satu kegiatannya pada hari Minggu itu adalah mencuci pakaian

“Sekarang giliran nyuci. Sekali-kali kita nyuci walaupun zaman sekarang itu sudah ada mesin cuci, ‘laundry’, asisten rumah tangga, gak apa-apa sesekali karena kebetulan asisten rumah tangga saya Bi Yani sedang sakit,” kata Dedi.

“Hidup ini kalau sudah terbiasa pedih, hidupnya berat, maka seberat apa pun yang dihadapi ya biasa saja karena hidupnya sudah terbiasa. Orang yang terbiasa hidup berat, kerja keras, ya hidupnya rileks tidak ada ketakutan dalam dirinya,” katanya menambahkan.

Sambil mencuci pakaian, Dedi berbicara tentang filosofi air hingga bercerita perjalanan singkat kehidupannya yang lahir dari keluarga sederhana bahkan terhitung berat. Ia lahir sebagai anak bungsu sembilan bersaudara dari pasangan Sahlin Ahmad Suryana dan ibunya Karsiti

BACA JUGA  Menkop Teten Masduki Bersama Ratusan Anggota PWI Ikut Jalan Santai Launching HPN 2024

Sejak kelas satu SD, Kang Dedi sudah hidup sebagai penggembala kambing. Ia mendapat kambing dari hasil menjual cincin yang diperolehnya saat sunatan pada usia lima tahun.

Usai menceritakan kisah hidupnya, Dedi terus mencuci sejumlah pakaian dan celana miliknya

“Santai saja hidup ini. Nyuci itu harus membersihkan dan yang kotor itu buang jangan dicampur dengan yang bersih karena kalau dicampur malah merusak,” kata Dedi.(04/ant)

Barron Ichsan Perwakum

Tinggalkan Balasan