Hemmen

Dinkes: Waspadai Gagal Ginjal Akut Anak di Ngawi

Kepala Dinas Kesehatan Kabupaten Ngawi, Jatim, dr Yudono. FOTO:dok.Ant

NGAWI, JATIM, SUDUTPANDANG.ID – Dinas Kesehatan (Dinkes) Kabupaten Ngawi, Jawa Timur mengimbau warga waspada dan segera melapor jika menemukan kasus anak yang dicurigai mengalami gagal ginjal akut misterius, menyusul adanya laporan satu kasus di wilayah setempat.

“Yang jelas, kalau gagal ginjal itu tidak bisa buang air kecil. Ini yang menjadi kewaspadaan bersama. Kalau sakit panas diberi minum banyak tetapi tidak bisa pipis harus hati-hati, ada kemungkinan di ginjalnya,” kata Kepala Dinkes Ngawi, dr Yudono di Ngawi, Kamis.

Pihaknya meminta para orang tua yang memiliki anak di bawah usia enam tahun lebih waspada dan melakukan deteksi dini atas kesehatan anaknya.
Salah satu yang perlu diwaspadai, antara lain adanya gejala penurunan volume atau frekuensi urine atau tidak ada urine baik dengan atau tanpa gejala demam.

BACA JUGA  Polda Metro Jaya Lakukan Penahanan Terhadap Kompol D

Menurut dia saat pasien tidak bisa buang air kecil selama enam jam lebih harus waspada. Ada kemungkinan mengalami anuria atau kondisi di mana organ ginjal tidak mampu memroduksi air seni.

Ia mengatakan gagal ginjal sebenarnya rentan bagi setiap usia, tidak hanya pada pasien anak-anak atau balita. Namun, bagi anak-anak, jauh lebih rentan dibandingkan orang dewasa.

“Karena ginjal pada anak-anak masih kecil. Jadi lebih rentan,” kata dia.

Terkait adanya laporan kasus kematian balita diduga gagal ginjal akut misterius, pihaknya menilai tidak seluruhnya akibat penggunaan parasetamol. Tetapi lebih karena dampak ikutannya sehingga pemberian parasetamol berjenis tablet masih diperbolehkan.

Meski demikian, pihaknya telah meminta saat ini semua puskesmas ataupun rumah sakit di bawah koordinasi Dinkes Kabupaten Ngawi menghentikan sementara pemberian parasetamol sirop untuk pasien. Hal itu sesuai instruksi dari Kemenkes dan BPOM.

BACA JUGA  Eks Dirjen Kemendagri Dituntut Delapan Tahun Penjara Terkait Suap Dana PEN

“Sudah kami informasikan kepada puskesmas dan rumah sakit untuk menghentikan dulu pemberian obat sirop parasetamol. Juga di apotek atau minimarket (toko swalayan),” kata Yudono.

Ia menambahkan ketika anak sakit panas, disarankan orang tua memberikan pertolongan awal seperti melakukan kompres dengan air hangat, di titik-titik tertentu.

“Seperti ketiak, dahi, leher, lipatan paha. Kalau tidak turun, baru diberi obat, parasetamol tablet, jangan memakai parasetamol sirop,” katanya.

Pihaknya juga menunggu instruksi lebih lanjut dari Kemenkes terkait dengan penyebab dan penanganan atas kasus gagal ginjal akut misterius yang saat ini menjadi perhatian serius tersebut.

“Kita mewaspadai juga mencermati situasi kondisi yang ada di Kabupaten Ngawi, termasuk kasus-kasusnya, penatalaksanaannya juga kita siapkan,” katanya.

BACA JUGA  9 Pegawai Reaktif Covid-19, PN Jakarta Pusat Ditutup Selama Sepekan

Dinkes Kabupaten Ngawi menerima laporan satu kasus balita meninggal dunia diduga gagal ginjal akut misterius.

Pasien berusia empat tahun tersebut meninggal pada Rabu (19/10) saat menjalani perawatan di rumah sakit rujukan di Jawa Tengah.

Sebelumnya, pasien dirawat di RS At-Tin Husada dengan keluhan demam, muntah, dan diare, demikian Yudono. (02/Ant)

Barron Ichsan Perwakum

Tinggalkan Balasan