JAKARTA, SUDUTPANDANG.ID – Pelaksana Tugas (Plt) Direktur Jenderal Perhubungan Laut Kementerian Perhubungan (Kemenhub) Capt Mugen Sartoto memastikan keamanan dan keselamatan pengiriman sapi dengan kapal ternak meski di tengah pandemi wabah Penyakit Mulut dan Kuku (PMK).
Dalam pernyataan yang diterima, Minggu, disebutkan bahwa para pemilik sapi dianjurkan untuk mengirimkan ternaknya dengan kapal tol laut dalam hal ini pemanfaatan kapal ternak.
“Guna mengurangi risiko penyebaran virus PMK lewat kontak di jalur darat,” katanya kepada wartawan di Jakarta.
Ia menjelaskan proses pengiriman hewan ternak, terutama menjelang Idul Adha 1443 Hijriah dipastikan akan mengalami peningkatan. Oleh karena itu, penularan virus PMK harus diwaspadai.
“Wilayah asal ternak dari NTB dan NTT dan wilayah tujuan Tanjung Priok dan Jawa Tengah dianjurkan menggunakan tol laut agar tidak melewati wilayah Jawa Timur yang menjadi wilayah wabah PMK,” katanya.
Ia menambahkan pada saat wabah PMK seperti ini, kapal angkutan khusus ternak tetap beroperasi seperti biasa. Saat ini, kapal ternak tengah mengangkut 550 ekor sapi yang berasal dari Bima (NTB) dan Kupang (NTT) yang akan dibongkar di Pelabuhan Tanjung Priok, Jakarta.
Muatan ternak sapi yang diangkut dengan kapal angkutan khusus ternak itu sudah melalui tahapan karantina selama 14 hari di pelabuhan muat, dan sudah mendapatkan Sertifikat Kesehatan Hewan (SKH) yang dikeluarkan oleh Badan Karantina Daerah.
Karena itu, katanya, hewan ternak yang diangkut benar-benar sehat dan bebas dari wabah PMK.
“Pada prinsipnya Kemenhub akan menyiapkan sarana angkutnya dalam hal ini kapal khusus ternak, sedangkan terkait dengan prosedur masa wabah dilakukan oleh Badan Karantina. Kita akan mengangkut ternak yang sudah dinyatakan bebas oleh pihak karantina hewan sesuai penetapan yang dilakukan oleh Dinas Peternakan provinsi,” katanya.
Kemenhub, kata dia, juga telah menyiapkan enam unit kapal ternak yang dapat dimanfaatkan oleh seluruh lapisan masyarakat untuk mengangkut ternak dengan mengutamakan kesehatan hewan.
Dalam hal penentuan pelabuhan singgah, Kemenhub mendapatkan rekomendasi untuk dijadikan trayek dari Kementerian Pertanian (Kementan) berdasar usulan provinsi di seluruh Indonesia.
“Pada prinsipnya Kemenhub akan selalu berupaya untuk menyiapkan armada kapal ternak agar siap jika akan digunakan distribusi ternak dari berbagai wilayah sesuai permintaan Kementerian Pertanian,” katanya.
Berdasarkan informasi yang diterima dari Kementan dan Sub Koordinator Substansi Pengawasan dan Penindakan, Balai Karantina Pertanian Semarang, katanya, diketahui jika pemilihan jalur tol laut jadi sarana yang relatif aman untuk menghindari potensi hewan kurban tertular penyakit mulut dan kuku.
“Jalur laut dinilai lebih aman bagi hewan ternak karena dapat meminimalisasi kontak fisik dibanding jika dikirim lewat jalur darat,” katanya.
Karena itu, kata Capt Mugen Sartoto, proses pengiriman hewan ternak tujuan Jawa Tengah tidak perlu melewati daerah Jawa Timur yang saat ini tengah menjadi episentrum wabah sehingga virus PMK yang ada di Jawa Timur juga tidak akan terbawa sampai ke Jawa Tengah karena tidak ada kontak fisik di darat.
Sementara itu, subsidi pengoperasian Kapal Angkutan Khusus Ternak Tahun Anggaran 2022 melayani 6 rute dengan trayek RT-1 dilayani KM. Camara Nusantara 1 yang dioperasikan oleh PT. PELNI, RT-2 KM. Camara Nusantara 3 yang dioperasikan oleh PT. Pelayaran Pelangi Tunggal Ika, RT-3 KM. Camara Nusantara 2 yang dioperasikan oleh PT. Pelayaran Wirayuda Maritim, RT-4 KM. Camara Nusantara 4 yang dioperasikan oleh PT. Pelayaran Pelangi Tunggal Ika, RT-5 KM. Camara Nusantara 6 yang dioperasikan oleh PT. Pelayaran Wirayuda Maritim.
Kelima kapal ini beroperasi dengan pelabuhan pangkal di Kupang, NTT. Sedangkan satu kapal lagi yaitu RT- 6 KM. Camara Nusantara 5 yang dioperasikan oleh PT. ASDP beroperasi dengan pelabuhan pangkal di Kwandang, Gorontalo.
Adapun realisasi “voyage” yaitu 39 dan realisasi muatan sebanyak 16.592 ekor sapi pada bulan Mei 2022. (um)