“Jika ada orang yang terkonfirmasi positif berdasarkan hasil tes di laboratorium swasta, seharusnya langsung diberi resep dan tidak perlu merujuk ke dokter lagi. Sehingga alurnya menjadi tidak panjang dan tidak mahal.”
PONTIANAK, SUDUTPANDANG.ID – Gubernur Kalbar Sutarmidji, mengikuti rapat evaluasi dan pembahasan perpanjangan PPKM Mikro Diperketat dan PPKM Darurat Penanganan Covid-19 yang dipimpin oleh Menteri Koordinator Perekonomian Airlangga Hartarto secara virtual, Sabtu (17/7/2021).
Hadir mendampingi di Ruang Analisis Data Kantor Gubernur Kalbar, Kepala Dinas Kesehatan Provinsi Kalbar, dr. Harisson, M.Kes.
Rapat ini juga dihadiri secara virtual oleh Menteri Agama Yaqut Cholil Qoumas, Menteri Keuangan Sri Mulyani Indrawati, Wakil Menteri Kesehatan Dante Saksono, Menteri Dalam Negeri Tito Karnavian, Kapolri diwakili oleh Kepala Korps Sabhara Baharkam Polri Irjen Pol Nanang Avianto, Panglima TNI diwakili oleh Asops Panglima TNI Mayjen TNI Syafruddin, Gubernur/Wakil Gubernur dan Bupati/Wali Kota di 10 Provinsi di luar Jawa-Bali.
Pada laporannya, Gubernur Kalbar mengungkapkan bahwa program vaksinasi Covid-19 di Provinsi yang dipimpinnya berjalan dengan baik. Saat ini, jumlah vaksin yang ada sebanyak 5.404 vial dan dalam 3 hari bisa habis digunakan.
“Sekarang Kalimantan Barat sudah memulai vaksinasi kedua. Saat mengikuti video conference yang lalu hingga hari ini, Kemenkes baru mengirimkan 1.500 vial ke Provinsi Kalimantan Barat dan dalam waktu 1 hari seluruh vial itu bisa habis terpakai,” ungkap Sutarmidji.
“Angka BOR di Kalimantan Barat sudah turun jika dibandingkan dengan yang lalu, yaitu 57,68%. Untuk testing, jika ditambahkan dengan para pekerja migran Indonesia yang berada di karantina, berjumlah sekitar 700 orang per hari,” sambung orang nomor satu di Kalbar ini.
Usul Gubernur ke Kemenkes
Gubernur Kalbar mengusulkan kepada pihak Kemenkes agar jika ada orang yang terkonfirmasi positif berdasarkan hasil tes di laboratorium swasta, seharusnya langsung diberi resep dan tidak perlu merujuk ke dokter lagi. Sehingga alurnya menjadi tidak panjang dan tidak mahal.
“Provinsi Kalimantan Barat juga sedang mengalami beberapa musibah, antara lain musibah banjir di 5 daerah, serta musibah badai di laut yang menyebabkan 16 kapal nelayan tenggelam dan sebanyak 42 orang nelayan belum ditemukan,” jelas mantan Wali Kota Pontianak ini.
Harapan terbesar Gubernur saat ini adalah vaksin segera dikirim oleh Kemenkes. Pemprov Kalbar dapat mengatasi hal selain masalah ketersediaan vaksin.
“Saat ini Kota Singkawang sudah tidak berada di zona merah lagi, kami berharap Kota Pontianak tidak berada di zona merah dalam waktu dekat,” harap Sutarmidji.(L4Y)