Hemmen

Jurnalis di Gaza Diserang, 8 Anggota Keluarga Terbunuh

Kerabat dan sejawat jurnalis Palestina, Hassouneh Salim dan Sari Mansour, yang tewas dalam serangan udara Israel, berduka atas jenazah mereka saat pemakaman mereka di Deir al-Balah di Jalur Gaza selatan pada Ahad (19/11/2023). Komite Perlindungan Jurnalis (Committee to Protect Journalist/CPJ) pada Senin (20/11/2023) menyatakan penyelidikan awal CPJ menunjukkan setidaknya 50 jurnalis dan pekerja media --termasuk di antara lebih dari 14.000 orang yang terbunuh -- sejak perang dimulai pada tanggal 7 Oktober, dengan lebih dari 12.000 warga Palestina tewas di Gaza dan Tepi Barat serta 1.200 tewas di Israel. FOTO: cpj.org/2023

LONDON, SUDUTPANDANG.ID – Rumah seorang jurnalis foto berita di Gaza, Palestina mendapat serangan — diduga oleh Israel — di mana ia selamat, namun menewaskan delapan anggota keluarganya.

Dugaan serangan dari Israel itu menghantam rumah seorang fotografer berita di Gaza beberapa hari setelah kelompok advokasi media negara Zionis tersebut mempertanyakan liputannya mengenai aksi Hamas pada 7 Oktober, yang memicu ancaman pembunuhan terhadap fotografer tersebut di media sosial.

Yasser Qudih, jurnalis foto yang selamat dari serangan 13 November 2023 malam itu, mengungkapkan empat proyektil menghantam bagian belakang rumahnya, menewaskan delapan anggota keluarganya.

Serangan itu terjadi lima hari setelah laporan HonestReporting — kelompok advokasi media dari Israel — pada 8 November yang mempertanyakan apakah Qudih, seorang fotografer lepas, dan tiga fotografer lainnya yang berbasis di Gaza sebelumnya mengetahui tentang serangan Hamas ke Israel pada 7 Oktober.

BACA JUGA  Kejati DKI Tutup Peluang Keadilan Restoratif

Kantor berita Reuters membantah keras spekulasi HonestReporting, begitu pula organisasi berita internasional lainnya yang disebutkan dalam laporan tersebut.

Qudih memberikan foto serangan Hamas pada 7 Oktober kepada kantor berita Reuters, meskipun dia bukan fotografer Reuters.

Qudih mengaku baru pulang ke rumahnya sebelum terjadi penyerangan terhadap rumahnya yang hanya berselang beberapa detik dan tanpa peringatan, sekitar pukul 19.50 waktu setempat (00.50 WIB).

“Israel menyerang rumah saya,” katanya.

Ketika ditanya alasannya, dia menjawab, “Saya tidak tahu.”

Reuters tidak dapat memverifikasi siapa yang bertanggung jawab atas serangan itu, dan mengapa rumah Qudih di Gaza selatan menjadi sasaran atau apakah serangan itu ada hubungannya dengan laporan HonestReporting tanggal 8 November.

Angkatan bersenjata Israel (IDF), yang melancarkan operasi militer di Gaza sebagai tanggapan terhadap serangan 7 Oktober, tetap bungkam apakah pasukannya menyerang rumah jurnalis tersebut.

BACA JUGA  Praktisi Media Apresiasi Pembelaan AWG Terhadap Tahanan Perempuan Palestina

“IDF saat ini fokus menghilangkan ancaman dari organisasi teroris Hamas. Pertanyaan seperti ini akan dibahas nanti,” katanya menanggapi pertanyaan Reuters.

Reuters sendiri mengaku “sangat sedih” atas meninggalnya salah satu anggota keluarga Qudih. Reuters menilai HonestReporting membuat “tuduhan tak berdasar” terhadap Qudih.

“Setelah itu, banyak ancaman terhadap keselamatannya beredar secara online. “HonestReporting kemudian mengakui bahwa tuduhan tersebut tidak berdasar,” kata Reuters.

“Situasi di lapangan sangat buruk, dan penolakan IDF untuk menjamin keselamatan staf kami mengancam kemampuan mereka untuk melaporkan konflik ini tanpa takut terluka atau terbunuh,” lanjut Reuters.

Laporan HonestReporting pada tanggal 8 November mendorong kantor perdana menteri Israel untuk menyatakan para jurnalis tersebut terlibat dalam “kejahatan terhadap kemanusiaan”.

Anggota kabinet perang Israel Benny Gantz menyarankan agar para jurnalis tersebut diperlakukan sebagai teroris dan diburu.

BACA JUGA  Keren! Chelsea Gelar Buka Puasa Bersama, Adzan Pun Berkumandang di Stamford Bridge

Bahkan, mantan Duta Besar Israel untuk PBB Danny Danon meminta agar para jurnalis tersebut dieliminasi.

Direktur Rumah Sakit Nasser, rumah sakit utama yang melayani wilayah tempat tinggal Qudih, kepada Reuters, membenarkan nama dan usia delapan anggota keluarga jurnalis yang termasuk di antara korban tewas yang terdaftar di rumah sakit tersebut. (02/Ant)

 

Barron Ichsan Perwakum