“Kami, orang Alor tidak membutuhkan pemimpin yang tak bisa bekerja atau kami tak butuh kinerjanya lambat. Kinerja lambat sama saja mempersulit rakyat.”
JAKARTA, SUDUTPANDANG.ID – Aktivis Fridrik Makanlehi atau yang dikenal Fritz Alor Boy meminta Kapolri Jenderal Pol Listyo Sigit Prabowo segera mencopot Kapolres Alor AKBP Supriadi Rahman. Permintaan tersebut disampaikan Fritz Alor Boy lantaran dirinya mengaku kecewa dengan pelayanan kepolisian terkait pembuatan Surat Keterangan Catatan Kepolisian (SKCK).
Dalam keterangan tertulis yang diterima di Jakarta, Selasa (4/2/2025), Fritz mengaku tak terima lantaran SKCK nya belum dicetak selama dalam 24 jam.
Fritz menyebut, AKBP Supriadi Rahman tak mampu mendidik jajarannya sehingga lalai dan lambat dalam melayani kepentingan publik.
“Kemarin saya ke Polres Jakarta Timur untuk urus SKCK. Pihak Polres Jakarta meminta saya untuk buat online. Sebab, KTP saya masih Alor, NTT. Selanjutnya, saya langsung daftar online sejak 3 Februari 2025 sekitar pukul 14.30 WIB,” ungkapnya.
Ia pun meminta keponakan berinisial Y mengambil SKCK di Polres Alor. Namun, pihak pelayanan SKCK malah menyuruh Y untuk pulang dan besok kembali lagi.
“Sekitar jam 11-an WITA, saya menyuruh keponakan turun ambil SKCK di Polres Alor. Setelah dia sampai, malah di suruh pulang dan katanya besok baru turun lagi. Nah, pelayanan macam apa ni? Kalau tak sanggup kerja dan tak sanggup cetak SKCK itu silakan berhenti jadi polisi saja,” kata aktivis peraih gelar Master Transportasi dari Universitas Gadjah Mada (UGM) Yogyakarta itu.
Fritz menilai pelayanan semacam ini terlalu lambat dan mempersulit, ia pun meminta Kapolri mencopot AKBP Supriadi Rahman sebagai Kapolres Alor.
“Bagi saya, kerja pelayanan SKCK Alor cukup lambat dan mempersulit rakyat maka saya meminta Bapak Listyo copot saja AKBP Supriadi Rahman dari Kapolres Alor,” ungkap calon advokat itu.
“Kami, orang Alor tidak membutuhkan pemimpin yang tak bisa bekerja atau kami tak butuh kinerjanya lambat. Kinerja lambat sama saja mempersulit rakyat. Barkot kan sudah ada. Masa, cetak SKCK cuma 10 menit saja kok, dibuat sampai hampir 2 hari baru dicetak. Pelayanan macam apa tuh?,” Mahasiswa Magister Hukum Unsurya itu.
Ia mengaku SKCK belum dicetak-cetak juga sampai hari ini oleh pihak Polres Alor.
“Ada apa ini?. Apakah harus berikan uang pulsa di depan baru dicetak kah?. Atau butuh duit atau uang tinta, minta supaya saya kirim,” cetusnya.
Hingga berita ini ditayangkan, Kapolres Alor AKBP Supriadi Rahman belum dapat dikonfirmasi.(tim)