Hemmen
Daerah  

Pemimpin Adat di Jayapura: Lukas harus Berani Bertanggung Jawab atas Perbuatannya

Dok.Fotografer

JAYAPURA, SUDUTPANDANG.ID – Gubernur Papua Lukas Enembe didesak dapat bertanggung jawab dengan kasus hukum yang menjerat. Hal tersebut diungkapkan pemimpin adat (ondoafi) Kampung Sosiri, Jayapura, Papua, Boas Assa Enoch.

“Lukas harus berani bertanggung jawab atas perbuatannya, terutama setelah melakukan hal yang tidak menguntungkan masyarakat Papua hingga membuat marah orang Papua,” kata Boas, Selasa (11/10/2022).

Idul Fitri Kanwil Kemenkumham Bali

Menurutnya, Lukas Enembe bersama keluarga tidak menghormati dan menghargai aturan hukum. Terlebih istri dan anak Lukas tidak memenuhi undangan pemeriksaan oleh Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK).

Selain itu, dia merasa terganggu terhadap pengangkatan Lukas Enembe sebagai kepala suku besar Papua. Menurut dia, Papua memiliki berbagai macam suku dan tidak bisa langsung mengangkat Lukas Enembe sebagai kepala suku besar.

BACA JUGA  Ratusan Polisi Dikerahkan Untuk Patroli Keamanan Usai Gempa Jayapura

“Dengan kasus yang menjerat Lukas Enembe merupakan tindakan pelecehan yang dapat menjatuhkan martabat orang Papua,” tegasnya.

Dia mengimbau masyarakat dari semua elemen di Papua harus dapat menjaga kedamaian dalam bingkai NKRI.

Sebelumnya, Istri dan anak Lukas Enembe tidak menghadiri panggilan Penyidik KPK tanpa mengonfirmasi untuk diperiksa sebagai saksi di Gedung Merah Putih KPK, Jakarta, Rabu (5/10/2022).

Istri Lukas Enembe bernama Yulce Wenda selaku ibu rumah tangga. Sedangkan anak Lukas Enembe yang dipanggil Astract Bona Timoramo Enembe dari pihak swasta.

“Informasi yang kami terima, para saksi tersebut tidak hadir tanpa ada konfirmasi apa pun kepada tim penyidik,” kata Kepala Bagian Pemberitaan KPK Ali Fikri.

BACA JUGA  Perayaan Natal Berjalan Tertib Plt Wali Kota Bekasi: Tumbuhkan Semangat Toleransi

Keduanya dipanggil dalam penyidikan kasus dugaan korupsi terkait proyek infrastruktur di Provinsi Papua yang menjerat Lukas Enembe sebagai tersangka.(red)

 

 

Barron Ichsan Perwakum

Tinggalkan Balasan