JAKARTA, SUDUTPANDANG.ID – Indonesia kedatangan lagi tambahan 8 juta vaksin dalam bentuk bahan baku atau bulk yang diproduksi Sinovac Biotech Ltd, pada Senin (31/5/2021). Kedatangan ini membuat jumlah vaksin yang telah diterima Indonesia menjadi 91,9 juta dosis, kombinasi antara vaksin berbentuk jadi dan bahan baku.Va
Disaksikan Menteri BUMN dan Ketua Pelaksana KPCPEN, Erick Thohir, vaksin yang disimpan dalam 4 envirotainer besar dan 1 envirotainer kecil ini, tiba dengan pesawat Garuda GA 891 pada pukul 11.48 WIB. Setelah itu, akan diberangkatkan ke fasilitas Bio Farma di Bandung, Jawa Barat.
Menurut Erick Thohir, dengan kedatangan vaksin tahap ke-14 ini, maka hingga saat ini telah terima 3 juta dosis vaksin jadi produksi Sinovac. Sebanyak 6,41 juta dosis vaksin jadi produksi AstraZeneca, 1 juta dosis vaksin jadi produksi Sinopharm.
“Dimana 500 ribu merupakan hibah UEA, serta dalam bentuk bahan baku atau bulk, sebanyak 81,5 juta dosis vaksin produksi Sinovac yang setelah diolah di Bio Farma akan menjadi 65.5 juta dosis vaksin jadi. Total, terdapat 75,9 juta dosis vaksin dalam bentuk jadi,” jelas Menteri Erick, dalam keterangannya, Senin (31/5/2021).
Erick menyebut jumlah total vaksin jadi lebih sedikit daripada jumlah total dosis yang telah tiba di Indonesia dikarenakan ada wastage dan overfill dalam proses produksi dari vaksin bahan baku menjadi vaksin jadi.
“Dengan demikian, total jumlah dosis kedatangan vaksin Covid-19 di Indonesia, kumulatif dari vaksin jadi dan bulk, hingga hari ini adalah sebanyak 91.910.500 dosis” terangnya.
Jumlah total vaksin jadi lebih sedikit daripada jumlah total dosis yang telah tiba di Indonesia dikarenakan ada wastage dan overfill dalam proses produksi dari vaksin bahan baku menjadi vaksin jadi.
Ia menegaskan, pemerintah berkomitmen melindungi warganya dengan mengamankan dan meningkatkan pasokan vaksin.
“Kita patut syukuri, karena walau di tengah disrupsi pasokan dan alokasi pengadaan vaksin di dunia, stok vaksin kita aman, dan terus ditingkatkan,” ujar Menteri Erick.
Ia menambahkan, selain mendapatkan vaksin lewat kerjasama bilateral dan multilateral, Indonesia tengah mengembangkan vaksin produksi dalam negeri untuk membangun kemandirian bangsa dan memenuhi kebutuhan vaksin Covid-19.
“Pemerintah bekerja sama dengan beberapa lembaga-lembaga pengembang, baik dari universitas dan lembaga penelitian. Tidak cukup disitu pemerintah juga bekerja sama dengan pihak lainnya. Pemerintah ingin bisa memproduksi vaksin sendiri tidak hanya impor,” paparnya.
Menurut Erick, proses vaksinasi terus dipercepat,hingga saat ini realisasinya telah mencapai total 26,85 juta dosis. Percepatan dan perluasan cakupan vaksinasi, ditambah disiplin protokol kesehatan tidak hanya menyelamatkan jiwa.
“Tetapi juga untuk mengendalikan pandemi, mengembalikan kualitas kehidupan kita, menggerakkan kembali ekonomi kita. Agar pertumbuhan ekonomi antara 4,1% sampai 5,1% di tahun 2021 bisa kita capai. Kita bangun Indonesia sehat, Indonesia bekerja, Indonesia tumbuh,” tutur Erick.
Kuncinya, lanjut Erick, harus menjadi keseriusan dan perjuangan bersama serta senantias disiplin protokol kesehatan.
“Insya Allah kerja keras ini bisa kita lihat di akhir tahun ini atau awal tahun depan, bisa ada kemajuan vaksin merah putih atau vaksin yang bekerja sama dengan pihak lain. Saya juga ucapkan Terima kasih atas kerja sama kementerian dan lembaga, termasuk, Kementerian Kesehatan dan Kementerian Keuangan, yang berjibaku memastikan vaksinasi berjalan dengan baik,” tutup Erick.(say)