PBB Sambut Damai, India-Pakistan Masih Membara

SUDUTPANDANG.ID – Sekretaris Jenderal Perserikatan Bangsa-Bangsa (Sekjen PBB), Antonio Guterres, menyambut baik kesepakatan gencatan senjata antara India-Pakistan yang diumumkan pada Sabtu (10/5). Guterres menyebutnya sebagai langkah positif menuju meredakan ketegangan di kawasan. Pernyataan ini disampaikan melalui juru bicaranya, Stephane Dujarric.

“Sekretaris Jenderal menyambut kesepakatan gencatan senjata antara India-Pakistan sebagai langkah positif untuk mengakhiri permusuhan saat ini dan meredakan ketegangan,” ujar Dujarric dalam pernyataan resmi, Minggu (11/5).

Guterres menyampaikan harapan agar perjanjian ini bisa menjadi pijakan menuju perdamaian yang lebih permanen, serta menciptakan lingkungan yang kondusif untuk menyelesaikan persoalan-persoalan yang telah lama menjadi sumber konflik antara kedua negara. Ia juga menegaskan kesiapan PBB untuk mendukung segala upaya menuju perdamaian dan stabilitas di kawasan Asia Selatan.

BACA JUGA  Raih Juara II Pelunasan PBB, Camat Paiker Ungkap Suka Duka Petugas Penagih Pajak

Kesepakatan ini diumumkan setelah intervensi diplomatik dari sejumlah negara, termasuk Amerika Serikat. Presiden AS Donald Trump mengonfirmasi bahwa India dan Pakistan telah menyepakati gencatan senjata penuh dan segera, menyusul eskalasi konflik bersenjata selama beberapa hari terakhir. Menteri Luar Negeri Pakistan, Ishaq Dar, dan Menlu India, Vikram Misri, membenarkan tercapainya kesepakatan tersebut.

Ishaq Dar menyebut beberapa negara seperti Turki, Arab Saudi, dan Inggris turut berperan penting dalam memfasilitasi proses mediasi. Namun, di tengah kesepakatan itu, tuduhan pelanggaran terus berlanjut dari kedua belah pihak. India mengklaim hanya merespons “pelanggaran berulang” oleh Pakistan, sementara Pakistan menegaskan komitmennya terhadap gencatan senjata dan menyatakan telah menangani situasi dengan “pengendalian diri”.

BACA JUGA  Heboh, Masjid Berumur Ratusan Tahun Muncul dari Danau di India

Kendati gencatan senjata diumumkan, situasi di lapangan masih belum stabil. Ledakan-ledakan dilaporkan terjadi di wilayah Kashmir, termasuk baku tembak di perbatasan de facto atau Line of Control (LoC). Seorang pejabat Pakistan di wilayah tersebut menyebut “kontak senjata masih berlangsung secara berkala”.

Selama sepekan terakhir, ketegangan meningkat tajam, dengan laporan serangan udara, penggunaan rudal, drone, dan artileri berat yang telah menewaskan setidaknya 60 orang dan memaksa ribuan warga mengungsi dari kawasan perbatasan Kashmir. Gencatan senjata ini muncul di tengah kekhawatiran internasional atas potensi eskalasi konflik berskala lebih besar antara dua negara bersenjata nuklir tersebut.(Sumber: Anadolu)