JAKARTA, SUDUTPANDANG.ID – Perihal penurunan harga saham dalam beberapa waktu belakangan, PT Bukalapak.com Tbk dengan kode saham BUKA, menjelaskan. Kondisi tersebut salah satunya disebabkan oleh kenaikan harga komoditas di pasar internasional.
Presiden PT Bukalapak.com Tbk Teddy Oetomo mengatakan, hal tersebut sedikit banyak membuat investor lebih mempertimbangkan membeli saham-saham dari perusahaan yang menjalani bisnis berbasis komoditas.
“Dari obrolan dengan teman-teman di capital market, memang yang namanya fund manager waktu investasi, kita lihat alokasi tergantung pada industri dan yang terjadi saat ini adalah harga komoditas naik, jadi ada rotasi portofolio, mereka masuk ke arah yang lebih comodity driven,” ujarnya, Jakarta, Kamis (14/10/2021).
Lazimnya di dunia bursa efek, investor kerap melakukan rotasi portofolio karena ingin memanfaatkan potensi keuntungan dari kondisi ekonomi saat ini. Dia mengatakan, hal ini juga bertujuan untuk menyeimbangkan kepemilikan saham berdasarkan industri.
“Investor balance portofolio ini supaya lebih banyak terhadap portofolio coal karena harganya lagi naik,” jelas Teddy.
Faktor ini menyebabkan, saham milik perusahaan teknologi justru terkena imbas seperti halnya Bukalapak. Namun kondisi tersebut tak hanya terjadi pada Bukalapak tetapi juga perusahaan lain.
“Bukan cuma sektor teknologi termasuk pemain lain, bukan hanya Bukalapak,” katanya.
Peruntungan perusahaan teknologi, kata Teddy, ketika melantai di bursa saham memang tidak selalu mulus. Beberapa perusahaan teknologi global pun sempat mengalami hal itu seperti Facebook dan Google.
“Perusahaan teknologi itu, Google, Facebook, dan lainnya. Waktu mereka habis IPO biasanya performance nya memang agak weak. Kenapa, karena perusahaan tech itu inovatif. Rata-rata setelah IPO, ada periode investor masih coba mengerti bisnis mereka,” tandasnya.(red)