Hemmen

Asmindo Berharap Pemerintah Lebih Serius Atasi Permasalahan Industri Mebel

Ketua Bidang Organisasi DPP Asmindo, Endro Wardoyo

JAKARTA, SUDUTPANDANG.ID – Berbagai upaya terus dilakukan pemerintah melalui Satgas Pemulihan Ekonomi Nasional (PEN) untuk membangkitkan perekonomian bangsa yang sempat terpuruk akibat badai pandemi. Upaya ini mendapat apresiasi dari banyak pihak karena terbukti mampu menggerakkan kembali perekonomian.

Kendati demikian, masih banyak kendala yang harus dihadapi agar perekonomian bisa cepat kembali pulih. Salah satunya dengan meningkatkan kontribusi dari sektor UMKM di tanah air.

Idul Fitri Kanwil Kemenkumham Bali

Mengutip hasi riset McKinsey & Company pada Oktober 2020 lalu, Ketua Bidang Organisasi DPP Assosiasi Mebel Indonesia (Asmindo), Endro Wardoyo menyebut proyeksi ikhwal potensi sumbangan sektor UMKM terhadap produk domestik bruto (PDB) 10 tahun mendatang, pada tahun 2030. Mc Kinsey menyebut sektor UMKM bisa menyumbang PDB hingga US$140 miliar apabila mampu mengembangkan inovasi dan memaksimalkan pemanfaatan teknologi dan mendapat pendampingan yang cukup dalam menjalani bisnisnya.

BACA JUGA  Pertumbuhan Kripto di Indonesia Semakin Positif

Dalam materi presentasi yang disampaikan melalui Webinar bertajuk “Kebangkitan UKM/IKM Industri Mebel Dalam Mendorong Pemulihan Ekonomi Nasional,” yang digelar Sabtu (19/6), Endro menyebut, jumlah perusahaan di Industri mebel/furniture di tanah air tahun 2020 mencapai 1.114 perusahaan dengan total kapasitas 2,91 juta ton. Industri ini menyerap tenaga kerja hingga 143.119 orang. Sementara itu, nilai ekspor yang dihasilkan mencapai 1,87 Miliar US$ sehingga berkontribusi terhadap PDB 0,26%.

“Ekespor Furniture dari Januari hingga April 2021 bahkan sudah mencapai USD 0,85M, atau naik 39,47% dibanding periode yang sama 2020 (USD 0,61M),” ujarnya.

Namun demikian, permasalahan guna mendukung kebangkitan UKM Furniture/Mebel dalam mendorong PEN tak bisa dihindari. Ia merinci, ada 6 permasalah yang saat ini tengah dihadapi. Yang pertama terkait melambungnya biaya container untuk mendukung pengiriman produk mebel tanah air ke berbagai belahan dunia.

BACA JUGA  Percepat Pemulihan Ekonomi Nasional, Pemerintah Genjot Digitalisasi UMKM

“Mungkin yang pertama tadi yang diutarakan teman-teman ada keluhan bahwa sekarang ini sedang mahal transportasi, khususnya container untuk ekspor. Nah yang diharapkan permasalahan ini segera diatasi. Artinya pemerintah hadir untuk mengatasi hal ini. Yang sebenarnya ini kalau tidak cepat diselesaikan ini berdampak sangat luar biasa. Salah satu dampaknya,barang kita ini menjadi lebih mahal dibandingkan barang-barang dari negara lain. Walaupun kondisi ini Negara lain juga mengalami, tapi bedanya mereka sudah punya solusi,” papar Endro.

Endro berharap pemerintah segera muncul dengan solusi terkait kelangkaan kontainer ini. Ia menyarankan adanya subsidi dari pemerintah untuk mengatasinya.

“Dalam hal ini mungkin pemerintah bisa mendatangkan mother vessel (kapal sendiri), mendatangkan kontainer-kontainer yang kosong dari luar negeri. Karena ini kan terjadi ketidakseimbangan antara ekspor dan impor. Lebih banyak ekspornya tapi impornya berkurang jadi otomatis containernya banyak tertahan di luar,” ujarnya.

BACA JUGA  Jokowi Gandeng Jepang Kembangkan Ekosistem Kendaraan Listrik di ASEAN

“Selain itu juga kapalnya yang tidak ada, maka harus mendatangkan kapalnya mother vessel. Atau menyewa ke salah satu pelayaran. Yah minimal 1 bulan 1 kali. Ini mungkin akan membantu. Kalau tidak ya mungkin ekspor kita akan terganggu. Dan tentu saja kalau ekspor terganggu berarti devisa juga terganggu. Artinya apa yang menjadi target pemerintah soal devisa soal ekspor berarti tidak akan tercapai,” sambung Endro.

Ia mengungkapkan, hal lain yang masih mengganjal tumbuh kembangnya UKM Mebel di tanah air adalah sulitnya produk mebel untuk terlibat dalam pengadaan barang di pemerintahan. Padahal menurutnya, jika UKM mebel bisa difasilitasi untuk dapat memenuhi pemenuhan barang di pemerintahan, sektor industri mebel tanah air bisa berkembang pesat.

“Di APBN kita ini kalau tidak salah menurut data Kemenkop itu ada sekitar Rp300 triliun (anggaran pengadaan barang dan jasa). Ini bagaimana teman-teman UKM bisa mengakses di sana. Tadi Bu Ema (Kepala Dinas Koperasi dan UMKM Provinsi Jateng) menyampaikan bahwa pengadaan barang senilai Rp200 juta ke bawah ini kan penunjukkan langsung,” ungkap Endro.

BACA JUGA  Bantu PKL di Jakarta Timur, APKLI Apresiasi Polri

“Kemudian yang 200 ke atas ini melalui lelang, tender dan lain sebagainya. Nah yang begini-begini yang harus diperbanyak dan difasilitasi kepada pelaku UMKM yang membutuhkan,” tambahnya.

Memaksimalkan Potensi Pasar Domestik

ilustrasi

Dalam webinar yang sama, Deputi Bidang UKM Kementerian Koperasi (Kemenkop) UKM Hanung Harimba Rachman menjelaskan, pihaknya sudah mempunyai program dalam upaya memaksimalkan potensi pasar domestik. Pertama, dengan standarisasi dan sertifikasi produk. Upaya ini dilakukan dengan memfasilitasi produk untuk peningkatan nilai jual, seperti ISO, HACCP, dan Organik.

“Kemudian ada juga Pemasaran Produk (Luring). Upaya ini dilakukan dengan member pelayanan pemasaran melalui Lembaga Layanan Pemasaran (LLP) KUKM dan Pusat Layanan Usaha Terpadu (PLUT) di daerah,” jelasnya.

BACA JUGA  Menkop Teten: Kualitas Kosmetik Dalam Negeri Tak Kalah Dibandingkan Produk Luar

“Berikutnya adalah Korporatisasi Koperasi, UKM Go Digital, dan yang terakhir adalah pelibatan KUKM dalam pengadaan barang dan jasa. Upaya terakhir ini dilakukan dengan pengadaan Laman UMKM LKPP, Bela Pengadaan dan Pasar Digital UMKM,” sambung Hanung.

Kemudian, lanjutnya, pada tahun 2021 – 2022 Kemenkop juga tengah mempersiapkan program lain. Program itu di antaranya adalah program kolaborasi seniman, desainer, dan UMKM Industri kreatif, serta program Pusat Layanan Terpadu agar tercipta sinergitas antara Kementerian/Lembaga dengan mitra Kemenkop UKM.

“Sinergitas ini diharapkan dapat memberikan data tunggal dan terpenuhinya layanan terpadu bagi UMKM di tanah air,” harap Hanung.(rkm)

BACA JUGA  Pemerintah Targetkan Pertumbuhan Ekonomi 2022 di Atas 5 Persen
Barron Ichsan Perwakum

Tinggalkan Balasan