JAKARTA, SUDUTPANDANG.ID – Negara-negara di dunia diingatkan Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika (BMKG) tentang dampak perubahan iklim yang mengancam keberlangsungan kehidupan seluruh makhluk hidup di bumi.
“Kondisi bumi sedang tidak baik-baik saja sehingga mengancam keberlangsungan kehidupan seluruh makhluk hidup di bumi,” kata Kepala BMKG, Dwikorita Karnawati dalam keterangan di Jakarta, Ahad (22/10/2023).
Pernyataan yang mengingatkan negara-negara dunia akan ancaman serius itu disampaikannya dalam lokakarya bertajuk “International Workshop on Climate Variabillty and Climate Services” yang telah diselenggarakan di Provinsi Bali pada Senin (16/10).
Untuk itu, Dwikorita mendorong seluruh negara untuk bisa berkolaborasi mengatasi permasalahan lingkungan atas ancaman nyata perubahan iklim tersebut.
“Perubahan iklim mengancam seluruh negara. Tidak peduli kondisi negaranya, baik negara maju, berkembang, dan negara kepulauan kecil semuanya mengalami bencana hidrometeorologi bahkan multi bencana hidrometeorologi,” katanya.
Ia menyoroti pentingnya keterkaitan antara ilmu pengetahuan, kebijakan, dan layanan iklim.
Luaran (output) dari layanan ini, kata dia, sangat dibutuhkan bersandingan dengan asesmen sains yang dilakukan oleh Intergovernmental Panel on Climate Change (IPCC) untuk meningkatkan pengetahuan, terutama untuk mengatasi masalah, isu-isu iklim, dan keadilan iklim.
Menurutnya, sains dan IPCC tidak dapat bekerja secara optimal tanpa dukungan dari layanan iklim berdasarkan pengamatan sistematis dan berkelanjutan yang dilakukan oleh institusi seperti BMKG yang saat ini berada di bawah naungan World Meteorological Organization (MWO).
Setidaknya ada 193 negara dan negara bagian yang bekerja pada pengamatan sistematis, analisis, prediksi dan saat ini bekerja pada layanan iklim.
Sehingga, hasil luaran dari layanan ini sangat dibutuhkan untuk melengkapi kajian yang dilakukan oleh IPCC untuk meningkatkan pengetahuan dan ilmu pengetahuan, terutama untuk mengatasi masalah-masalah, isu-isu iklim dan keadilan iklim.
Namun, kata dia, perlu diingat bahwa meskipun terdapat informasi layanan di bawah WMO dan kajian sains dari IPCC semuanya memerlukan sebuah kebijakan agar dapat dieksekusi.
“Oleh karena itu, kita memang perlu memperkuat keterkaitan antara sains, kebijakan, layanan informasi, terutama dalam memahami dampak perubahan iklim dan variabilitas iklim serta dampaknya terhadap kehidupan manusia, yang juga berdampak pada keselamatan peradaban kita,” katanya.
BMKG telah mengambil peranan penting dalam mendorong layanan informasi iklim berdasarkan ilmu pengetahuan dan kebijakan hukum untuk mengantisipasi kondisi perubahan iklim yang semakin mengkhawatirkan, kata Dwikorita Karnawati. (02/Ant)