Hemmen

Di Balik Dandanan Manusia Silver Semarang

Ilustrasi manusia silver/Foto:dok.Ant

SEMARANG, SUDUTPANDANG.ID – Berdandan ‘manusia silver’ menjadi cara Agus Dartono pensiunan Polisi berusia 61 tahun di Kota Semarang untuk mencukupi kebutuhannya sehari-hari. Masa tua pensiunan tersebut jauh dari kehidupan tenag dan nyaman.

“Saya hidup sendiri tidak ada uang, rumah bocor, layanan air diputus,” kata Agus saat ditemui di Mapolrestabes Semarang, Senin (27/9/2021).

Idul Fitri Kanwil Kemenkumham Bali

Masa tua Agus Dartono jauh dari kehidupan tenang dan nyaman. Pensiunan Polisi di Kota Semarang itu banyak dihabiskan di jalan. Berdandan ‘manusia silver’ menjadi cara pria berusia 61 tahun tersebut mengharap belas kasihan warga yang melintas.

Agus memulai karirnya sebagai polisi lalu lintas di tahun 1997 hingga 2016. Terakhir dia berdinas di Poslantas Tembalang dengan pangkat Aipda.

Meski memiliki tempat tinggal, namun Agus lebih sering hidup berpindah-pindah. Mandi di terminal sudah menjadi hal yang biasa bagi Agus.

Sebelum menjadi manusia silver, Agus pernah juga menjadi sopir angkot. Namun penghasilan dari profesi itu diakui Agus tidak menentu.

BACA JUGA  Wabup Asahan Hadiri Rakor Percepatan Penurunan Stunting

Agus mendapat ide menjadi manusia silver dari orang lain, termasuk juga cara melumuri seluruh badan dengan menggunakan cat silver. Semua dia lakukan dengan belajar dari teman-temannya. Diakuinya, penghasilan sebagai manusia silver juga tidak menentu.

“Idenya dari orang-orang, saya coba lumuri sendiri bahanya beli di toko. Sehari mangkal dapat Rp20 ribu hingga Rp25 ribu,” ujarnya.

Dia terpaksa menjalani kehidupan pilu tersebut, lantaran dana pensiun dari Polri yang diterima setiap bulannya tidak mencukupi untuk memenuhi kebutuhan hidup. Kondisi semakin sulit setelah Agus ditinggal cerai oleh sang istri.

“Kami putuskan mencari uang tambahan dengan cara ngamen manusia silver. Biasanya saya mangkal di Semarang Barat,” ungkapnya.

BACA JUGA  Komisi II DPRD Trenggalek Gelar Raker Dengan Pengusaha Galian C

Sebagai purnawirawan Polri, total dana pensiun di kisaran Rp3 juta. Namun yang dia terima hanya sekitar Rp800 ribu lantaran adanya tanggungan utang yang belum terselesaikan.

“SK Pensiun saya masuk ke Bank BRI. Semua anak di luar kota, ada yang di Kalimantan. Kadang nengok kadang tidak. Kalau mau minta anak kan tidak enak. Apalagi saya kan pensiunan polisi, ya malu kalau minta. Makanya saya jadi manusia silver,” jelasnya.

Agus bercerita, anak-anaknya sempat marah setelah videonya menjadi viral di media sosial. “Saya sudah minta maaf ke anak-anak dan khususnya minta maaf ke bapak Kapolri,” ungkapnya.

Bantuan

Kisah pilu Agus kemudian diketahui oleh pimpinan Polrestabes Semarang. Bantuan untuk Agus akhirnya mengalir.

“Pak Kapolrestabes dan Pepabri akan membukakan usaha warung kelontong untuk menghibur masa tua saya,” beber dia.

Selain warung kelontong, dia juga sudah dijanjikan pekerjaan oleh Kapolrestabes. Pekerjaan tersebut yakni jadi tenaga satuan pengamanan (satpam).

“Saya akan bekerja sebagai satpam. Mendedikasikan diri dengan baik kepada pabrik, seperti halnya ketika saya mengabdi untuk negara. Tapi saya belum tahu jadi satpam di pabrik mana,” ujarnya sumringah.(mdk)

BACA JUGA  Oktoni Eriyanto Hadiri Pelantikan Pengurus PPTSB Cabang Kabupaten Asahan
Barron Ichsan Perwakum

Tinggalkan Balasan