Hemmen

Effendi Simbolon Minta Maaf, Muara Karta: Belum Cukup Bos!  

Muara Karta
Advokat senior Muara Karta, yang juga Ketua Dewan Penasehat Putra Putri Angkatan Udara (PPPAU)/Foto:dok.pribadi

“Kritik atau masukan sangat berbeda dengan menghina. Wajar jika keluarga besar TNI merasa terusik. Seakan-akan dia saja yang merasa paling benar.”

JAKARTA, SUDUTPANDANG.ID – Ketua Dewan Penasehat Putra Putri Angkatan Udara (PPPAU) Muara Karta, menanggapi permohonan maaf Effendi Simbolon terkait pernyataannya yang menyebut TNI seperti gerombolan. Menurutnya, minta maaf saja belum cukup. Politikus PDI Perjuangan ini harus turun ke bawah membantu para prajurit TNI yang hidupnya menderita.

Idul Fitri Kanwil Kemenkumham Bali

“Maaf saja belum cukup Bos!. Jangan hanya minta maaf dong, semua orang juga bisa. Minta maafnya sekalian bantu para prajurit TNI dong yang kondisinya sangat miris, terutama yang bertugas di daerah-daerah,” kata Muara Karta kepada Sudutpandang.id di Jakarta, Jumat (16/9/2022).

Menurut advokat senior ini, Effendi Simbolon sebagai anggota Komisi I DPR-RI yang salah satu mitra kerjanya TNI, seharusnya tidak bersikap melukai hati keluarga besar TNI.

“Dia (Effendi Simbolon) kan anak kolong juga. Saya kenal dia lama, kok bisa ngomongnya seperti itu?, mungkin lagi stres. Jelas dong banyak yang terusik, bukan hanya prajurit TNI aktif, tapi juga para purnawirawan TNI sangat menyayangkan pernyataan Effendi Simbolon,” ungkap Muara Karta, yang juga anggota Dewan Penasehat DPP Forum Komunikasi Putra Putri Purnawirawan dan Putra Putri TNI-Polri (FKPPI).

Ia berpandangan apa yang disampaikan oleh Effendi Simbolon saat rapat bersama Panglima TNI Jenderal Andika Perkasa di Komisi I DPR-RI, pada Senin (5/9/2022) lalu, bukan termasuk kategori kritik.

“Kritik atau masukan sangat berbeda dengan menghina. Wajar jika keluarga besar TNI merasa terusik. Seakan-akan dia saja yang merasa paling benar,” katanya.

“Jangan hanya lihat jenderal-jenderal atau para perwira saja, lihat dong kehidupan para prajurit, terutama di daerah-daerah perbatasan, mereka tidak merasakan naik turun mobil mewah, makan saja susah. Effendi jangan asal bunyi. Sebagai wakil rakyat harus melihat kondisi prajurit dan bantu mereka juga,” sambung Ketua Lembaga Hukum Iluni Universitas Indonesia (UI) ini.

Muara Karta menegaskan, hal ini tidak hanya berlaku kepada Effendi Simbolon saja, namun terhadap para wakil rakyat yang dipersepsikan publik tidak pro rakyat. Masih banyak pekerjaan rumah TNI, salah satunya persenjataan yang belum canggih dibandingkan alutsista negara lain. Kemudian kesejahteraan prajurit.

“Sepertinya tidak pernah merasakan hidup susah, lihat di bawah, prajurit di perbatasan tugasnya berat sebagai penjaga kedaulatan NKRI. Jangan main-main. Ini peringatan terhadap wakil rakyat,” pungkasnya.

Terkait pernyataannya yang menyebut ‘TNI seperti gerombolan’ hingga organisasi masyarakat (ormas) menuai kecaman, Effendi Simbolon telah memohon maaf.

“Saya dari lubuk hati paling dalam, saya mohon maaf atas apa pun perkataan saya yang menyinggung, yang menyakiti, yang tidak nyaman, di hati para prajurit, siapa pun dia. Dari tamtama, bintara, sampai perwira, bahkan sampai sesepuh, para pihak yang tidak nyaman dengan perkataan diartikan lain,” ucap Effendi Simbolon, dalam keterangan pers di Kompleks Parlemen, Senayan, Jakarta, Rabu (14/9/2022) lalu.(tim)

Barron Ichsan Perwakum

Tinggalkan Balasan