Hemmen

Imigrasi Indonesia-Kamboja Kerja Sama Berantas Perdagangan Orang dan Penyelundupan Manusia

Dirjen Imigrasi Republik Indonesia, Silmy Karim (kiri) dan Dirjen Imigrasi Kamboja, Letnan Jenderal SOK Veasna menghadiri Cambodia-Indonesia Bilateral Meeting on Immigration Matters pertama di Phnom Penh, Kamboja, Rabu (13/3/2024). FOTO: Ditjen Imigrasi RI

JAKARTA, SUDUTPANDANG.ID – Direktur Jenderal (Dirjen) Imigrasi Republik Indonesia, Silmy Karim bertemu Direktur Jenderal Imigrasi Kamboja, Letnan Jenderal SOK Veasna membahas upaya pencegahan dan penanggulangan tindak pidana perdagangan orang, kejahatan internasional hingga kerjasama pengelolaan perbatasan.

Dalam keterangan yang diterima di Jakarta, Jumat (15/3/2024) disebutkan kedua pejabat membahas itu saat menghadiri Cambodia-Indonesia Bilateral Meeting on Immigration Matters pertama di Phnom Penh, Kamboja, Rabu (13/3).

Idul Fitri Kanwil Kemenkumham Bali

“Indonesia dan Kamboja adalah dua negara demokratis yang merupakan mitra dalam memajukan kesejahteraan, perdamaian dan keamanan di kawasan ASEAN. Belakangan ini, sejumlah permasalahan menjadi perhatian bersama, salah satunya perdagangan manusia,” kata Silmy Karim kala menyampaikan “welcoming remarks”.

Silmy menegaskan komitmen Imigrasi Indonesia dalam upaya pencegahan dan penanggulangan tindak pidana perdagangan orang (TPPO).

BACA JUGA  Bank Muamalat Pimpin Sindikasi Pembiayaan RS NU di Jabar

Ia juga menekankan perlunya kesadaran hukum bagi masyarakat yang bermaksud bekerja di luar negeri agar menjadi pekerja migran secara legal agar terhindar dari potensi tindak kejahatan; meningkatkan posisi tawar di negara tujuan; serta mempermudah negara dalam memberikan perlindungan.

Dalam forum tersebut, Imigrasi Kamboja menekankan komitmen yang sama untuk memberikan perlindungan kepada WNI.

Kementerian Dalam Negeri Kamboja mencatat, saat ini terdapat lebih dari 73.000 WNI yang tinggal di Kamboja. Jumlah tersebut termasuk 58.307 orang WNI yang memiliki izin kerja secara sah di Kamboja.

Perdagangan orang di Kamboja sering kali melibatkan penipuan online dan kerja paksa. Umumnya, calon korban direkrut melalui iklan di media sosial atau disiarkan di grup chat untuk memenuhi lowongan pekerjaan sebagai customer service atau pemasaran investasi. Sesampainya di lokasi kerja, mereka terpaksa menjual investasi palsu atau bentuk lainnya secara online.

BACA JUGA  Windy Idol Diduga Kelola Rumah Hasbi Hasan di Jaksel

Cambodia-Indonesia Bilateral Meeting on Immigration Matters menyepakati kerja sama dalam delapan hal, yang meliputi pertukaran informasi migrasi, pengaturan perpindahan orang secara sah dan tertib, penentuan status migran, melawan penyelundupan manusia dan perdagangan manusia, penanganan kasus penipuan dokumen perjalanan, pertukaran data statistik, pengembangan kelembagaan dan kebijakan manajemen migrasi serta pelatihan bantuan teknis dan peningkatan kapasitas.

“Dalam rapat juga disampaikan perlunya penempatan Atase Imigrasi Indonesia di Kamboja untuk memperkuat koordinasi dan kerja sama Indonesia-Kamboja di bidang keimigrasian,” katanya.

Ia berharap kedua negara bisa melindungi dan membantu masyarakat kita melawan human trafficking dan kejahatan transnasional.

“Semoga Indonesia dan Kamboja bisa menjalin hubungan jangka panjang yang membawa kebaikan untuk masyarakat kedua negara,” kata Silmy Karim. (PR/02)

BACA JUGA  Indonesia Juara Thomas Cup 2020

 

 

Barron Ichsan Perwakum