Hemmen

Ini Isi Surat Wasiat Aaron Bushnell Tewas Bakar Diri Protes Israel

Perang di Gaza
Aaron Bushnell membakar dirinya viral di media sosial - Foto: istimewa

Washington DC,SUDUTPANDANG.ID – Setelah aksi protes bakar diri terhadap perang Israel di Jalur Gaza, Aaron Bushnell wafat, sempat menulis surat wasiatnya,dia ingin abunya disebar di Palestina yang merdeka.

“Aku minta maaf pada kakakku dan teman-temanku karena meninggalkanmu seperti ini. Tentu saja, jika saya benar-benar minta maaf, saya tidak akan melakukannya. Tapi mesin itu menuntut darah. Semua ini tidak adil,” tulis Bushnell sebelum membakar dirinya di luar Kedutaan Besar Israel di Washington DC pada Minggu lalu, menurut Memoirs of Aaron Bushnell, sebuah artikel yang diterbitkan di situs Crimethinc.

Idul Fitri Kanwil Kemenkumham Bali

“Saya berharap jenazah saya dikremasi. Saya tidak ingin abu saya berserakan atau jenazah saya dikuburkan, karena tubuh saya tidak ada di mana pun di dunia ini,” tulisnya.

BACA JUGA  4 Bulan Menikah, Sering Cekcok, Suami di Pontianak Bakar Diri dan Istri Pakai Bensin

“Jika suatu saat tiba ketika orang-orang Palestina mendapatkan kembali kendali atas tanah mereka, dan jika penduduk asli tanah tersebut terbuka terhadap kemungkinan tersebut, saya akan dengan senang hati jika abu saya disebarkan di Palestina yang merdeka,” tambahnya.

Bushnell, 25, seorang anggota aktif Angkatan Udara, membakar dirinya di luar kawasan kedutaan Israel.

“Saya tidak akan lagi terlibat dalam genosida. Saya akan melakukan aksi protes yang ekstrem, tetapi jika dibandingkan dengan apa yang dialami rakyat Palestina di tangan penjajah, protes tersebut tidaklah ekstrem sama sekali. Ini yang diputuskan oleh kelas penguasa kita sebagai hal yang normal,” katanya saat siaran langsung melalui ponselnya.

BACA JUGA  Warga Iran Meninggal Dunia Usai 18 Tahun Terjebak di Dalam Bandara Prancis

Kemudian dia mulai menyiram dirinya dengan bensin dan membakar dirinya sendiri.

Mengenakan seragam militer, Bushnell meneriakkan “Kemerdekaan untuk Palestina” berulang kali, hingga dia tidak dapat berbicara lagi.
(Crimethinc/SP/06)

Barron Ichsan Perwakum