JAKARTA, SUDUTPANDANG.ID – Salah satu penyebab rendahnya serapan motor listrik subsidi adalah karena kemampuan baterai yang terbilang lama pada saat pengisian atau charging.
Menteri Perindustrian (Menperin) Agus Gumiwang Kartasasmita mengakui serapan motor listrik subsidi di 2023 mencapai 11.532 unit atau setara Rp78 miliar. Angka tersebut hanya menyerap sedikit dari kuota yang ditargetkan mencapai 200.000 unit dengan anggaran Rp1,4 triliun.
“Bagi konsumen mobil dan motor listrik, salah satu yang penting akan baterai. Baterainya harus bisa memiliki durasi yang lama, yang panjang, baterainya harus mudah di-charge,” ujar Agus di Kantor Kemenperin, Jakarta seperti dikutip dari Antaranews.
Menperin sendiri sudah melakukan komunikasi dengan para produsen motor listrik untuk mendorong adanya standarisasi baterai. Menurutnya hal ini dibutuhkan untuk menciptakan level persaingan yang adil.
Dikatakan, minimnya serapan motor listrik subsidi mempengaruhi kinerja penyerapan anggaran kementerian. Menurutnya program tersebut menjadi beban dalam penyerapan anggaran Kemenperin.
“Karena penyerapannya tidak sesuai, bahkan jauh dari apa yang sudah disiapkan yaitu 200 ribu unit motor listrik, itu menjadi beban kita dalam konteks kita tidak berhasil men-deliver atau memberikan penyerapan anggaran yang tinggi,” ungkapnya.
Agus tetap optimis subsidi motor listrik di tahun 2024 bisa dicapai, karena berbeda dari tahun sebelumnya.
Sementara untuk kuota motor listrik subsidi di 2024, memiliki jumlah yang lebih besar dari tahun sebelumnya yakni mencapai 600.000 unit. (06)