Hemmen

Ketinggian Abu Berbeda, Gunung Ile Lewotolok-NTT Meletus Lagi

Gunung Ili Lewotolok di Kabupaten Lembata, Provinsi Nusa Tenggara Timur saat meletus pada November 2022. FOTO: PVMBG

KUPANG-NTT, SUDUTPANDANG.ID – Dengan ketinggian abu berbeda-beda, Kamis (26/10/2023), Gunung Ile Lewotolok di Kecamatan Ile Ape, Kabupaten Lembata, Provinsi Nusa Tenggara Timur (NTT) meletus lagi.

Kepala Pos Pemantau Gunung Ile Lewotolok, Stanis Arakian saat dihubungi dari Kupang, Kamis (26/10) menjelaskan telah terjadi dua kali letusan.

Ia menjelaskan letusan pertama terjadi pada pukul 08.54 WITA dengan ketinggian abu 600 meter di puncak kawah atau kurang lebih 2.023 dari permukaan laut.

Sedangkan untuk letusan kedua terjadi pada pukul 10.32 WITA waktu setempat dengan ketinggian abu akibat erupsi mencapai 700 meter atau kurang lebih 2.123 di atas permukaan laut.

Saat letusan pertama dengan ketinggian 600 meter, kolom abu teramati berwarna kelabu dengan intensitas tebal condong ke arah barat laut.

BACA JUGA  Periksa Daerah Terdampak Gempa Sesar Garsela Tim PVMBG Turun ke Garut

Letusan tersebut juga terekam di seismogram dengan amplitudo maksimum 33.3 mm dan durasi kurang lebih 48 detik.

“Letusan disertai dentuman lemah,” tambah dia.

Sementara letusan kedua dengan ketinggian abu mencapai 700 meter, kolom abunya teramati berwarna kelabu dengan intensitas tebal condong ke arah yang sama dengan yang pertama namun dengan amplitudo maksimum 33.3 mm dan durasi kurang lebih 54 detik.

“Letusan disertai dentuman sedang,” katanya.

Ia menambahkan bahwa jika dilihat dari seismik nya memang masih didominasi oleh gempa yg berkaitan dengan pelepasan material.

Tetapi jika dilihat berupa gempa letusan dan hembusan maka disimpulkan masih cukup signifikan. Dia juga menambahkan bahwa gempa hembusan rata rata per hari 100 kali kejadian, dan letusan rata rata 30 kali per hari.

BACA JUGA  Australia Ditantang Pemegang Hak Ulayat Tunjukkan Bukti Kepemilikan Pulau Pasir

Masyarakat juga diimbau tetap waspada karena level atau status gunung tersebut juga masih dalam status Waspada atau Level II.

Oleh karena itu, pihaknya selalu mengimbau masyarakat yang berada di sekitar gunung itu ataupun pengunjung, pendaki, atau wisatawan agar tidak memasuki dan tidak melakukan aktivitas di dalam wilayah radius dua kilometer dari pusat aktivitas Gunung Ile Lewotolok .

Selain itu, masyarakat di tiga desa, yakni Desa Lamawolo, Desa Lamatokan, dan Desa Jontona agar selalu mewaspadi potensi ancaman bahaya dari guguran, longsoran lava dan awan panas dari bagian timur puncak kawah gunung tersebut, kata Stanis Arakian. (02/Ant)

Barron Ichsan Perwakum