Hemmen
Berita  

KSP Ungkap Alasan PTM Mesti Kembali 100 Persen

PTM (dok.JJ)

JAKARTA,SUDUTPANDANG.ID – Pemerintah menyatakan pembelajaran tatap muka (PTM) 100 persen di sekolah harus kembali dilaksanakan. Alasannya, penurunan Pemberlakuan Pembatasan Kegiatan Masyarakat (PPKM) berbasis level di sejumlah daerah dan kondisi gawai para guru.

“PTM 100 persen di sekolah harus kembali dilaksanakan seiring menurunnya level Pemberlakuan Pembatasan Kegiatan Masyarakat (PPKM) di sejumlah daerah,” demikian dikutip dari rilis Tenaga Ahli Utama Kantor Staf Presiden (KSP) Abraham Wirotomo, Kamis (17/3).

Kemenkumham Bali

Ia mengatakan PTM diperlukan untuk mempersiapkan siswa menghadapi ujian sekolah. Di sisi lain, tak semua guru dan murid punya gawai dan internet yang baik.

“Tidak semua guru terfasilitasi gadget dan internet dengan baik. Belum lagi soal teknologinya. Ini yang dikhawatirkan bisa membuat pelaksanaan ujian online tidak maksimal,” kata Abraham dalam keterangan tertulisnya, Rabu (16/3).

BACA JUGA  Bupati Kukuhkan Paskibraka Kabupaten Asahan 2022

Ia meminta pemerintah daerah meningkatkan pengetesan dengan pendekatan penemuan kasus aktif atau active case finding (ACF) untuk mengantisipasi lonjakan kasus Covid-19 saat pelaksanaan PTM.

Abraham menjelaskan cara kerja testing penemuan kasus aktif di sekolah, yakni dengan melakukan testing 10 persen dari populasi. Jika positivity rate di bawah 1 persen, maka tidak perlu dilakukan tindakan apa-apa.

Namun, jika positivity 1 sampai 5 persen, satu kelas harus diisolasi.

“Jika perbandingan antara jumlah kasus positif Covid dengan jumlah tes yang dilakukan di atas 5 persen, isolasi selama dua minggu,” ujarnya.

Abraham juga menekankan pentingnya percepatan vaksin di sekolah, agar siswa semakin terlindungi dari penularan Covid-19 dan proses belajar mengajar bisa digelar secara tatap muka.

BACA JUGA  Kotak Suara Dibakar Massa, Begini Penjelasan KPU Papua Tengah

Abraham mengklaim saat ini situasi penyebaran Covid-19 mulai terkendali. Hal itu, ditunjukkan dengan menurunnya level PPKM dan angka reproduction dari 1,09 menjadi 1,07.

Namun, kata Abraham, pemerintah tetap memegang prinsip kehati-hatian dalam menentukan segala kebijakan terkait penanganan Covid-19, terutama soal relaksasi.

“Angka kasus dan kematian di negara-negara Eropa yang lebih dulu melakukan relaksasi mulai meningkat. Beberapa kota di Tiongkok juga kembali lockdown. Fakta-fakta ini membuat pemerintah tetap hati-hati dan tidak gegabah dalam mengambil keputusan,” ujarnya.

Kegiatan pembelajaran tatap muka (PTM) kapasitas 100 persen di sekolah sempat dihentikan karena lonjakan kasus Covid-19 akibat varian Omicron pada awal tahun ini. Beberapa sekolah pun mengurangi kapasitas menjadi 50 persen serta menerapkan belajar online.

BACA JUGA  Diskominfo Kepri Terima Kunker Komisi I DPRD Sumsel

 

Barron Ichsan Perwakum

Tinggalkan Balasan