Promosikan Museum Trinil, Lomba Desain Batik Fosil Digelar di Ngawi

Para tenaga didik tingkat sekolah TK dan SD mengikuti lomba desain batik motif fosil manusia dan binatang purba yang digelar Dikbud Ngawi, Jawa Timur, Kamis (17/11/2022) sebagai upaya memromosikan dan meningkatkan kunjungan ke Museum Trinil. FOTO:dok.Ant

NGAWI, JATIM, SUDUTPANDANG.ID – Dinas Pendidikan dan Kebudayaan (Dikbud) Kabupaten Ngawi, Jawa Timur menggelar lomba desain batik bermotif fosil manusia dan hewan purba sebagai upaya memromosikan keberadaan Museum Trinil di daerah itu.

Pamong Budaya Ahli Muda Sub Koordinator Museum dan Budaya, Dikbud Ngawi, Daud Salempang, di Ngawi, Kamis (17/11/2022) mengatakan lomba desain batik tersebut diikuti oleh para guru tingkat TK dan sekolah dasar.

Kemenkumham Bali

“Ada sekitar 110 tenaga pendidik yang berpartisipasi dalam lomba desain batik fosil Museum Trinil ini. Harapannya, mereka semakin mengenal Museum Trinil,” katanya.

Menurut dia kegiatan tersebut bertujuan untuk mengenalkan Museum Trinil yang menjadi ikon kabupaten Ngawi ke masyarakat luas.

BACA JUGA  Polisi Dalami Balita Tewas Usai Makan Es Krim di Ngawi

Sehingga, tingkat kunjungan ke museum yang menjadi lokasi penemuan fosil manusia purba pertama kali di dunia dan menyimpan fosil berbagai binatang purba tersebut, dapat meningkat.

“Di sekitar Museum Trinil merupakan lokasi penemuan fosil manusia purba pertama kali. Selain itu, hingga saat ini masih banyak ditemukan fosil binatang purba di sekitar aliran sungai di museum tersebut,” katanya.

Bahkan, lokasi temuan fosil tersebut juga banyak didatangi oleh para arkeolog, baik dari Tanah Air maupun luar negeri untuk melakukan ekskavasi dan penelitian.

Sementara, sebelumnya mengikuti lomba, para peserta diajak petugas untuk mengenal sejumlah koleksi benda purba di Museum Trinil. Setelah itu, para peserta diberikan kebebasan untuk berkreasi mendesain motif batik bertemakan koleksi benda purba tersebut.

BACA JUGA  BPK: Pemprov DKI Belum Tertibkan Aset Tetap Fasos dan Fasum

Dengan model promosi tersebut, diharapkan keberadaan Museum Trinil di Ngawi dapat semakin dikenal dan tingkat kunjungan ke museum tersebut dapat meningkat. Tidak hanya dari kalangan siswa, namun juga umum, kata Daud Salempang. (02/Ant)

 

 

Tinggalkan Balasan