Hemmen

TPID Kaur Ikuti Rakor Bersama Mendagri Terkait Pengendalian Inflasi

TPID Kaur Ikuti Rakor Bersama Mendagri Terkait Pengendalian Inflasi
Tim Pengendalian Inflasi Daerah (TPID) Kabupaten Kaur mengikuti Rakor pengendalian inflasi yang dipimpin Mendagri Tito Karnavian secara virtual di Aula Lantai III Setda Kabupaten Kaur pada Senin, (22/4/2024). Foto: Pemkab Kaur 

BENGKULU, SUDUTPANDANG.ID – Tim Pengendalian Inflasi Daerah (TPID) Kabupaten Kaur mengikuti rapat koordinasi (Rakor) pengendalian inflasi yang dipimpin Mendagri Tito Karnavian.

TPID Kaur Ikuti Rakor Bersama Mendagri Terkait Pengendalian Inflasi
Tim Pengendalian Inflasi Daerah (TPID) Kabupaten Kaur mengikuti Rakor pengendalian inflasi yang dipimpin Mendagri Tito Karnavian secara virtual di Aula Lantai III Setda Kabupaten Kaur pada Senin, (22/4/2024). Foto: Pemkab Kaur

TPID mengikuti rakor yang diselenggarakan Kemendagri tersebut secara virtual di Aula Lantai III Setda Kabupaten Kaur pada Senin, (22/4/2024).

Idul Fitri Kanwil Kemenkumham Bali

Rakor tersebut bertujuan untuk memantau dan mengevaluasi tingkat inflasi di berbagai daerah. Kemudian memperkuat stabilitas ekonomi lokal dan mengontrol inflasi.

Mendagri, Tito Karnavian saat membuka rakor menyampaikan informasi terkini tentang situasi inflasi di Indonesia.

Ia melaporkan bahwa inflasi nasional tahun-ke-tahun (y-on-y) tercatat sebesar 3,05 persen, dan bulan-ke-bulan (m-to-m) sebesar 0,52 persen. Angka-angka tersebut menunjukkan bahwa tingkat inflasi masih dalam batas yang terkendali, dapat menciptakan keseimbangan antara produsen dan konsumen.

BACA JUGA  Mendagri Sampaikan Tujuan Pemekaran Papua di DPR

Tito Karnavian juga menyoroti beberapa provinsi dengan tingkat inflasi tertinggi, di antaranya Papua Barat dengan 4,78 persen, Gorontalo dengan 4,13 persen, Papua Tengah dengan 4,10 persen, Sumatera Barat dengan 3,93 persen, dan Jambi dengan 3,84 persen.

Di penghujung sesi, Mendagri menekankan pentingnya peran Pemerintah Daerah dalam menjaga tingkat inflasi wilayah masing-masing.

Menurutnya, hal ini sangat krusial untuk mencegah peningkatan inflasi yang bisa berdampak negatif terhadap daya beli masyarakat dan stabilitas ekonomi secara umum.

Plt Kepala Badan Pusat Statistik (BPS), Amalia Adininggar Widyasanti, turut memberikan pandangannya mengenai dinamika harga komoditas pangan pasca Idul Fitri tahun 2024.

Menurutnya, harga beras menunjukkan tren penurunan dibandingkan saat bulan Ramadan, sementara harga bawang merah justru mengalami kenaikan.

BACA JUGA  Mendagri Larang Bansos Covid-19 Jadi Alat Kepentingan Politik

“Untuk komoditas pangan lainnya, harga cenderung stabil. Namun, karena setiap daerah memiliki perkembangan harga yang berbeda-beda, belum dapat disimpulkan secara keseluruhan pada tingkat nasional. Kita masih menunggu data lebih lanjut pada minggu keempat April,” ungkapnya.

Amalia menambahkan, secara nasional terdapat peningkatan Indeks Perubahan Harga (IPH) di beberapa Kabupaten/Kota pada minggu ketiga April dibandingkan minggu sebelumnya.

Di Pulau Sumatera, Kabupaten Nias Barat mencatat kenaikan IPH tertinggi sebesar 1,73 persen, dengan bawang merah dan daging ayam ras sebagai komoditas utama penyumbang kenaikan.

“Sementara itu, di Pulau Jawa, Kabupaten Banjarnegara mencatat kenaikan IPH tertinggi sebesar 2,80 persen dengan bawang merah, daging ayam ras, dan daging sapi sebagai komoditas utama penyumbang kenaikan,” jelasnya.(LS/01)

Barron Ichsan Perwakum