“Sebagian orang turun ke jalan membuat kekacauan, membakar Al-Quran, mencopot paksa hijab seorang perempuan, membakar masjid, tempat ibadah, dan kendaraan masyarakat, ini bukanlah reaksi yang biasa dan normal.”
JAKARTA, SUDUTPANDANG.ID – Kerusuhan dan kekacauan terbaru di Iran telah dirancang oleh negara-negara Barat dan Rezim Zionis, orang-orang bayaran mereka, serta beberapa orang Iran pengkhianat di luar negeri.
Demikian disampaikan Pemimpin Agung Republik Islam Iran, Ayatullah Sayyid Ali Khamenei, dalam acara wisuda taruna sejumlah Akademi Militer, Angkatan Bersenjata Iran, sebagaimana siaran pers yang disampaikan oleh Kedutaan Besar Republik Islam di Jakarta, Jumat (7/10/2022) Petang.
Ayatullah Sayid Ali Khamenei menegaskan, rakyat Iran dalam peristiwa ini sebagaimana juga dalam peristiwa-peristiwa lain, sepenuhnya terjun dengan kekuatan, di masa depan juga akan seperti ini.
“Di masa depan, di mana pun musuh ingin menciptakan gangguan, pihak yang paling depan dalam menghadapi gangguan ini adalah rakyat pemberani dan mukmin Iran,” tegas Ayatullah Khamenei, dalam siaran pers yang dikirim ke Serikat Media Siber Indonesia (SMSI).
Dirinya menganggap rakyat Iran layaknya junjungannya yaitu Imam Ali AS, adalah rakyat yang tertindas, tapi pada saat bersamaan adalah bangsa yang kuat.
“Dalam peristiwa yang baru saja terjadi, seorang perempuan muda (Mahsa Amini) meninggal dunia, dan ini membuat hati kita semua terbakar, akan tetapi reaksi atas peristiwa ini yang dilakukan tanpa penyelidikan dan tanpa ada kepastian terkait apa yang sebenarnya terjadi?,” katanya.
“Lalu sebagian orang turun ke jalan membuat kekacauan, membakar Al-Quran, mencopot paksa hijab seorang perempuan, membakar masjid, tempat ibadah, dan kendaraan masyarakat, ini bukanlah reaksi yang biasa dan normal,” sambung Ayatullah Khamenei.
Ia mengungkapkan bahwa kerusuhan terbaru di Iran sudah direncanakan sebelumnya. Menurutnya, jika tidak ada peristiwa meninggalnya perempuan muda itu, dalih lain akan dicari oleh pihak musuh agar kekacauan dan kerusuhan bisa diciptakan di Iran.
Ia juga menyebut bahwa belasungkawa negara-negara Barat atas meninggalnya seorang perempuan di Iran adalah dusta, dan bertolak belakang dengan tampilan lahir mereka. Sebenarnya mereka gembira karena mendapatkan alasan untuk menciptakan insiden.
“Di Iran, pejabat tiga lembaga tinggi negara telah menyampaikan belasungkawa, dan Mahkamah Agung Iran sudah berjanji untuk mengusut kasus ini sampai akhir,” tegas Ayatullah Khamenei.
Dirinya juga menyinggung kemajuan yang cepat di Iran di semua bidang. Kerja keras untuk menyelesaikan sebagian permasalahan lama, serta mengaktifkan bidang produksi, perusahaan berbasis sains, dan kemampuan negara untuk menggagalkan sanksi.
“Saya hidup di tengah suku Baluch, dan mereka sangat setia kepada Republik Islam Iran, suku Kurdi juga salah satu suku termaju di Iran, dan mereka mencintai negaranya, mencintai Islam dan Republik Islam, maka dari itu skenario musuh tidak akan berhasil terhadap mereka,” tegasnya.
Pemimpin Agung Iran kembali mengungkapkan, beberapa orang yang turun ke jalan adalah sisa-sisa oknum yang sebelumnya mendapatkan pukulan dari Republik Islam. Seperti kelompok teroris MKO, kelompok separatis, kelompok monarki, dan keluarga dinas intelijen Shah Iran yaitu Savak. Mahkamah Agung harus mengadili serta menghukum mereka sesuai tingkat keterlibatan dalam perusakan dan gangguan keamanan di jalan-jalan.
Skenario
Ayatullah Khamenei menuturkan, skenario dan aksi musuh menunjukan batin mereka, yaitu permusuhan dengan bangsa dan negara Iran. Mereka berusaha menciptakan kerusuhan, menghancurkan keamanan negara, dan memprovokasi orang-orang yang mungkin bisa diprovokasi dengan sejumlah kegemparan.
“Mereka (pihak musuh) menginginkan Iran seperti masa Pahlavi (Shah Iran), yang selalu patuh pada perintah mereka,” imbuh Ayatullah Khamenei.
Menurutnya, banyak perempuan di Iran yang tidak mengenakan hijab secara sempurna, tapi merupakan pendukung serius Republik Islam Iran. Mereka hadir di berbagai pentas untuk kemajuan negara.
“Pihak musuh tidak bisa melihat negara kami sebagai negara yang mandiri, kuat dan islami,” katanya.(red)