Hemmen

Abaikan Pendengki, Media Sudut Pandang Terus Berbagi

Pemred Media Sudut Pandang, Umi Sjarifah, saat berbagi beras "Jumat Berkah" di Warakas, Tanjung Priok, Jakarta Utara, Jumat (24/3/2023).
Pemred Media Sudut Pandang, Umi Sjarifah, saat berbagi beras "Jumat Berkah" di Warakas, Tanjung Priok, Jakarta Utara, Jumat (24/3/2023). Foto: Istimewa

JAKARTA, SUDUTPANDANG.ID – Media “Sudut Pandang” membagikan paket beras untuk anak yatim dan dhuafa pada awal bulan Ramadhan 1444 H. Beras dibagikan di kawasan Warakas, Tanjung Priok, Jakarta Utara, pada Jumat (24/3/2023) atau hari ketiga puasa Ramadhan 1444 H.

Dalam keterangannya, Senin (27/3/2023), Pemred media Sudut Pandang, Umi Sjarifah, mengatakan, program berbagi tersebut merupakan agenda rutin perusahaan yang tak melulu harus banyak sponsor baru dapat terlaksana.

“Abaikan pendengki, program berbagi media Sudut Pandang alhamdulillah jalan terus. Kenapa harus berpikiran negatif terhadap kebaikan yang disebarluaskan?. Lebih baik mana menebar konten “sampah” provokasi atau menebar kebaikan?. Bagi saya pribadi semua yang dilakukan hanyalah pengingat diri, jadi tak perlu iri hati, risih dan berpikiran negatif ,” ujar Umi Sjarifah.

Ia pun bersyukur program “Jumat Berkah” masih dapat terus berlanjut sampai saat ini. Semua itu berkat dukungan dari semua pihak dan tentunya doa-doa dari para penerima.

“Dukungan bukan hanya bentuk materi saja, tenaga dan doa itu juga dukungan yang tak ternilai. Semua wartawan di media Sudut Pandang kami ajak untuk berbagi dengan menyisihkan keuntungan dari iklan. Jika belum ada, kita tidak pernah memaksa. Bagi saya semua ada rezekinya, termasuk beras dan sembako yang kami bagikan,” kata Umi, yang juga Pengurus Asosiasi Advokat Indonesia (AAI) Jakarta Barat itu.

Menurut Umi, meski bantuan yang diberikan tidak sebesar yayasan yang memiliki sponsor besar, namun selama ini semua kegiatan sosial dapat terlaksana dengan baik.

“Rezeki itu telah diatur oleh Allah SWT, karena telah diatur itulah kita hanya perlu menyisihkannya untuk membantu mereka yang mengalami kesulitan. Sedekah tidak perlu tunggu jadi orang kaya, berpangkat atau memiliki segalanya, karena sedekah bagian dari kebutuhan hidup siapapun bisa, ketika kebutuhan itu tak dijalankan, maka kita akan ada yang kurang jika kita meninggalkannya,” papar Umi.

“Lanjutkan Bu Umi, ngapain mikirin orang yang hanya bisa komentar negatif, nyinyir, sementara dirinya tak mampu berbuat apa-apa, bahkan hanya mencari keuntungan berkedok kepedulian. Bagi seorang pembenci apapun yang kita perbuat akan selalu dipandang negatif, karena dirinya merasa lebih baik,” tutur Askori, relawan media Sudut Pandang yang kerap membantu kegiatan sosial media Sudut Pandang.

Menurutnya, soal kepedulian dipandang riya atau pamer itu bukan ranahnya manusia yang menilai.

“Apa yang ibu dan semua tim media Sudut Pandang lakukan selama ini adalah hal luar biasa, konsisten tetap peduli, dan para penerima tidak pernah mempermasalahkan besarnya pemberian. Mereka justru mengapresiasi kepedulian tim Sudut Pandang dibanding Caleg yang hanya tebar pesona lima tahunan.

Hal senada disampaikan Syamsudin Wirabrata, Ketua RT 09 RW 01 Kelurahan Bambu Apus, Jakarta Timur. Ia bersyukur dan selalu mendukung semua kegiatan sosial media Sudut Pandang.

“Jika di perusahaan besar harus mengajukan proposal ini itu, alhamdulillah media Sudut Pandang selalu membantu kegiatan di lingkungan kami. Doa kami selalu menyertai PT Majalah Sudut Pandang agar tetap istiqomah berbagi terhadap sesama,” ucap RT Udin sapaan Ketua RT yang dikenal penggagas program “Gerakan Goceng” saat Covid-19.(rkm)

Barron Ichsan Perwakum

Tinggalkan Balasan