Hemmen

Dalam Sepekan Modal Asing Masuk ke Indonesia Capai Rp 8,05 Triliun

Ilustrasi - Lembaran mata uang rupiah dan dolar AS. FOTO: dok.Ant

JAKARTA, SUDUTPANDANG.ID – Modal asing yang masuk dari pasar keuangan Indonesia dalam catatan Bank Indonesia (BI) selama satu pekan ini mencapai Rp8,05 triliun.

Direktur Eksekutif Departemen Komunikasi BI, Erwin Haryono, mengatakan terdapat modal asing masuk bersih ke pasar surat berharga negara (SBN) sebesar Rp9,74 triliun.

Idul Fitri Kanwil Kemenkumham Bali

“Pada saat yang sama, terdapat modal asing masuk bersih senilai Rp1,68 triliun ke pasar saham domestik,” kata Erwin dalam keterangannya, Sabtu (7/1/2023).

Selama tahun 2023, jelasnya, berdasarkan data setelmen sampai 5 Januari 2023, terdapat modal asing masuk bersih (nett inflo) ke pasar SBN senilai Rp6,68 triliun.

“Sebaliknya, tercatat modal asing keluar bersih (nett outflow) dari pasar saham domestik senilai Rp2,91 triliun,” jelasnya.

Adapun nilai tukar rupiah dibuka sedikit melemah pada Jumat (6/1), yakni menjadi Rp15.620 per dolar AS atau melemah dari Rp15.605 per penutupan Kamis (5/1). Sementara indeks dolar AS (DXY) tercatat melemah ke level 105,04.

DXY merupakan indeks yang menunjukkan pergerakan dolar AS terhadap enam mata uang negara utama lainnya, yaitu euro, yen Jepang, pound Inggris, dolar Kanada, krona Swedia, dan franc Swiss.

Ia mengungkapkan, imbal hasil (yield) SBN Indonesia tenor 10 tahun naik ke level 6,99 persen pada Jumat pagi dari 6,98 persen pada Kamis (6/1) sore.

“Imbal hasil tersebut masih jauh lebih menarik dibanding yield obligasi Amerika Serikat tenor 10 tahun yang naik ke level 3,718 persen,” terangnya.

Sementara itu, lanjutnya, premi risiko investasi (Credit Default Swap/CDS) Indonesia lima tahun tercatat turun ke 95,01 basis poin (bps) per 5 Januari 2023 dari 101,23 bps per 30 Desember 2022.

“BI terus memperkuat koordinasi dengan pemerintah dan otoritas terkait serta mengoptimalkan strategi bauran kebijakan untuk menjaga stabilitas makroekonomi dan sistem keuangan guna mendukung pemulihan ekonomi lebih lanjut,” tutup Erwin.(01)

Barron Ichsan Perwakum

Tinggalkan Balasan