Hemmen
Wisata  

Luar Biasa, Festival GMC Angkat Ekonomi Kreatif Tanjungpinang

GMC Tanjung Pinang
Festival GMC Tanjungpinang

Tanjungpinang, SudutPandang.id-Festival Gerhana Matahari Cincin (GMC) Tanjungpinang, Kepulauan Riau, pada 23-26 Desember 2019 ternyata dinilai mampu mengangkat sektor ekonomi kreatif di wilayah tersebut dan sekitarnya.

Kepala Dinas Pariwisata dan Kebudayaan (Kadisparbud) Tanjungpinang, Surjadi mengatakan Festival GMC mendapatkan respons yang positif dari wisatawan.

Idul Fitri Kanwil Kemenkumham Bali

“Festival ini berisi tentang pengetahuan astronomi, panggung kreativitas, parade musik, hingga bazaar. Serta digelar dalam 3 venue berbeda, Hall TCC Mall, Gedung Kesenian Aisyah Sulaiman, dan Pelataran Gedung Gonggong,” kata Surjadi di Tanjungpinang dalam keterangan pers yang diterima SudutPandang.id, Jumat (27/12/2019).

Acara pertama yang digelar adalah Workshop Ilmu Falaq (Perbintangan)-Riwayat dan Sejarah yang berlangsung di Hall TCC Mall, Tanjungpinang, Senin (23/12/2019).

BACA JUGA  Taiwan Lantern Festival Jadi Magnet Turis Mancanegara
Wisatawan asing saat menyaksikan Festival GMC Tanjungpinang/ist

“Kami gembira karena respons publik bagus sejak awal. Para wisatawan antusias dan tertarik dengan fenomena Gerhana Matahari Cincin. Untuk memberikan pemahaman, kami menyampaikan berbagai pengetahuan terkait fenomena ini termasuk falaq. Pengetahuan yang didapat diharapkan akan menambah wawasan wisatawan. Kabar baik yang lain adalah ekonomi kreatif kami terangkat dan sangat bergerak. Buktinya banyak booth ekonomi kreatif yang saat ini sangat ramai dikunjungi wisatawan,” ungkapnya.

Masyarakat dan wisatawan tumpah tuah dalam Festival GMC Tanjungpinang/ist

Ia menerangkan, ilmu falaq merupakan ilmu yang mempelajari lintasan benda langit. Lebih khusus, obyek yang diamati bumi, bulan, dan matahari. Muaranya adalah penetapan tata waktu di bumi.

“Ilmu falaq sangatlah penting meski teknologi sekarang sudah sangat modern. Dalam pengaplikasiannya secara Islam, falaq memiliki peranan penting terhadap pelaksanaan ibadah. Sebut saja, arah kiblat beserta bayangannya, tata waktu shalat, awal bulan, hingga gerhana. GMC ini juga termasuk di dalamnya,” terang Surjadi.

BACA JUGA  Gagas Seminar Nasional Pariwisata Tanjung Lesung, Menparekraf Apresiasi Sudut Pandang

Adapun GMC, menurutnya, terjadi saat posisi segaris dari matahari, bulan, dan bumi. Pada momentum ini, posisi bulan yang teramati lebih kecil dari rupa matahari.

“Puncaknya, bagian tengah matahari gelap dan sisi luarnya terang hingga seperti cincin,” jelasnya.(bmg)

Barron Ichsan Perwakum

Tinggalkan Balasan