Hemmen

OC Kaligis: Masihkah NKRI Negara Hukum?

OC Kaligis menunjukkan buku-buku yang ditulisnya soal KPK/Foto:JJ SP

20. Kilas balik sejarah NKRI. Diawali oleh Kongres Pemuda kedua pada tahun 1928, bertempat di rumah milik seorang Tionghoa bernama Sie Kong Liong di Jalan Kramat Nomor 106 Batavia Kongres Pemuda tersebut dihadiri oleh perkumpulan pemuda dari seluruh Indonesia dengan latar belakang hukum adat dan agama yang berbeda, namun dengan tekad perjuangan kemerdekaan yang melahirkan Sumpah Pemuda dengan ikrar Satu Tanah Air, Satu Bangsa, Satu Bahasa.

21. Salah seorang perempuan yang membacakan ikrar tersebut adalah perempuan berumur 18 tahun
bernama Johanna Tumbuan mewakili Jong Minahasa, yang kemudian juga ditunjuk sebagai guru bahasa Melayu, bahasa yang dipakai pada saat ikrar Sumpah Pemuda.

Idul Fitri Kanwil Kemenkumham Bali

22. Johanna Tumbuan mulai menjadi aktivis pejuang kemerdekaan akibat perkenalannya dengan pria bernama Masdani, mahasiswa kedokteran yang kemudian menjadi suaminya. Masdani pula yang memberi semangat untuk tetap menjadi aktivis, bahkan sejarah mencatat Johanna Tumbuan Masdani sebagai Perancang berdirinya Tugu Proklamasi di Jalan Pegangsaan Timur Nomor 56. Karena jasanya Johanna dianugerahi Bintang Mahaputra, dan dimakamkan di Taman Pahlawan Kalibata, meninggal tahun 2006 dalam usia 96 Tahun.

BACA JUGA  Rocky Gerung Vs Sentul City dalam Pandangan OC Kaligis

23. Lagu Indonesia Raya. Hadir sebagai pengamat di Kongres Pemuda ke-2 tersebut adalah Wage Rudolf Supratman, seorang wartawan dan pemusik yang di saat penutupan, dengan biolanya dia melantunkan lagu Indonesia Raya, yang pada waktu itu belum memiliki teks. Tanggal 10 November 1928, Sin Po edisi mingguan memplubikasikan lagu W.G. Supratman lengkap dengan syair dan patiturnya. Di waktu itu, Belanda ketat mengawasi pergerakan kemerdekaan. Hanya Sin Po yang berani mempublikasikan lagu Indonesia Raya. Lagu itu menjadi populer dan berhasil disebarluaskan berkat jasa Yo Kim Tjan, pemilik Roxi Cinema Haus & Lido, melalui toko Populair. Rekaman dilakukan secara sembunyi sembunyi di rumah Yo di Jalan Gunung Sahari 37, Batavia sekarang bernama Jakarta.

24. Soekarno Bapak Proklamator. Sudah semenjak di sekolah jiwa kebangsaan melawan imperalisme
Belandamengalir deras didalam jiwa Bung karno. Perlawanan Soekarno melawan Belanda, berakibat Bung Karno harus menghadapi Peradilan Politik Belanda di Pengadilan Negeri Bandung di era tahun 1930.

25. Di acara pemeriksaan di Pengadilan ada jawaban mematikan Soekarno, atas pertanyaan hakim yang mengadili. Pertanyaan Hakim. Apa ada Revolusi tanpa bom dan granat? Jawab Soekarno yang banyak membaca, singkat. Ada. Revolusi Yesus, Revolusi tanpa Bom dan Granat. Hakim seolaholah menjadi bisu, terkejut mendengar jawaban itu.

BACA JUGA  MA Tolak Permohonan PK PTUN PT Profita Purilestari Indah

26. Di penjara Sukamiskin, Soekarno menghasilkan karya buku bersejarah. “Indonesia Menggugat”.

Barron Ichsan Perwakum

Tinggalkan Balasan