Hemmen

OC Kaligis: Masihkah NKRI Negara Hukum?

OC Kaligis menunjukkan buku-buku yang ditulisnya soal KPK/Foto:JJ SP

27. Dibuang ke Ende. Tanggal 14 Februari 1934, di usia 35 tahun Soekarno tiba di Ende, ditempatkan di penjara terbuka, tanpa sarana listrik, kamar mandi, sehingga untuk mandi Soekarno harus ke sungai. Di Ende Bung Karno erat berkenalan dengan dua orang pastor. Mereka adalah pastor Johanes Bouma dan Gerardus Huijtink SVD, Di tempat ini setelah berkenalan dengan mereka, Bung Karno bebas masuk ke Perpustakaan Biara St. Yosef. Di Perpustakaan tersebut Soekarno membaca habis perjanjian lama dan baru. Kotbah di atas bukit oleh Yesus, adalah bahagian bacaan yang disukai Bung Karno. Isi dan inti kotbah tersebut adalah bahwa orang Kristen harus menjadi garam yang memberi rasa dan terang yang menyinari dunia. Injil Matius pasal 5 ay. 13-16. Diperpustakaan St.Yosef, jiwa pluralisme Soekarno berkembang. Pastor Franciscus Georgus Van Lith SJ adalah teman diskusi Bung Karno untuk bidang spiritual.

BACA JUGA  Kapolri Respon Keluhan Jessica Iskandar Terkait Kasus Penipuan

28. Adalah Pastor Huijtink yang mendukung perjuangan Soekarno melawan imperialisme Belanda, sekalipun pastor itu sendiri orang Belanda. Dia bahkan meramal bahwa di waktu singkat Indonesia
merdeka dan yang menjadi Presidennya adalah Soekarno.

Idul Fitri Kanwil Kemenkumham Bali

29. Ketika Presiden di tahun 1951 kembali ke Ende, di rapat raksasa di depan rakyat Ende, di saat
berpidato, Bung Karno bertanya? Apa di tengah kerumunan ada yang bernama Pastor Huijtink?. Huijtink mengangkat tangan, langsung disuruh ke podium. Pertanyaan Bung Karno kepada Pastor . Apa yang diingininya ? Jawaban spontan pastor Huijtink. Ingin jadi warga negara Indonesia. Spontan permintaan Huijtink dikabulkan, akhirnya Huijtink mati dan dikuburkan di Ende sebagai orang Indonesia.

30. Di Ende, Bung Karno rapat dengan rakyat kecil melalui pertunjukan toneel semacam sandiwara panggung, sepuluh episode, hasil karya beliau sebagai sutradaranya. Pemainnya terdiri dari pelbagai
suku, beragam agama. Bung karno sudah sejak dini membuktikan dirinya sebagai Bapak Bhinneka Tunggal ika.

BACA JUGA  Dear Pak Jokowi, OC Kaligis: Mohon Uang Tabungan Saya Rp 35 Miliar Dikembalikan Jiwasraya

31. 1 Juni 1945. Deklarasi Ir.Soekarno mengenai Pancasila, lima dasar falsafah Indonesia didalam kehidupan berbangsa dan bernegara. Pancasila ini pulalah yang dipakai sebagai dasar NKRI di saat
terbentuknya pada tanggal 17 Agustus 1945. Sekalipun 15 orang menghendaki di belakang kata “Ke
Tuhanan yang Maha Esa ditambah kata “Dengan Kewajiban Menjalankan Syariat Islam Bagi pemeluknya”. Ini dikenal dengan nama Piagam Jakarta. Wakil Presiden Hatta, Presiden Soekarno dan 45 anggota yang terlibat pembahasan Pancasila, menolak Piagam Jakarta. Bila disetujui, akan menimbulkan diskriminasi bagi golongan minoritas. Apalagi NKRI bukan Negara Agama.

32. Pada tahun 1960 kembali Presiden Soekarno di PBB menjelaskan Pancasila sebagai 1. Believe in God tanpa kata Piagam Jakarta 2. Nationality .3. Humanity.4. Democracy. 5. Social Justice. Di samping untuk keharmonisan kehidupan berbangsa beliau mengutip Surat Al-Hujarat ayat 13. Untuk perdamaian umat manusia Presiden Soekarno mengutip Injil Lukas 2 ayat 14, Pesan damai sejahtera malaikat kepada manusia .. Bukti sikap pluralisme Bung Karno.

33. Agama diverpolitiser. Sejak vonis Ahok melalui Surat Al-Maidah ayat 51, di sudut-sudut jalan ibu kota tersebar poster-poster bertuliskan “Jangan Pilih Kafir”. Beda dengan penistaan Ustads Abdul Somad yang mengatakan “ada jin kafir di Salib” atau penistaan Ustads Yahya Waloni terhadap penganut agama Kristen dalam setiap ceramahnya. Mereka tak tersentuh, karena kebal hukum.

Barron Ichsan Perwakum

Tinggalkan Balasan