SudutPandang.id – Menjelang pergantian tahun, pandemi Covid-19 di dunia termasuk Indonesia masih belum juga reda, bahkan ditemukan virus corona varian baru di Inggris. Banyak yang menyebut, 2020 adalah tahun sangat sulit akibat wabah Corona Virus Disease 2019 (Covid-19).
Pandemi membuat semua panik, semua aktivitas menjadi terdampak. Jenuh dengan lockdown, sanitasi tanpa henti, masker wajib melekat sampai merubah cara bersalaman untuk menjaga jarak aman.
Kendati demikian, Covid-19 telah menjadi fakta dalam sejarah dunia. Jika melihat kembali ke masa-masa sebelumnya, berbagai macam situasi ternyata bisa menjadi jauh lebih buruk lagi, dan mungkin perlu mensyukuri hal-hal baik yang dialami saat ini.
Hal yang dapat kita lakukan selain berdoa kepada Tuhan Yang Maha Esa, adalah usaha tanpa henti untuk mencegah penyebaran virus ini. Salah satunya, mengurungkan niat liburan Natal dan Tahun Baru (Nataru). Pengalaman merupakan guru terbaik. Pasalnya, fakta tak terbantahkan liburan panjang sebelumnya pada 28 Oktober hingga 1 November lalu, menciptakan klaster baru Covid-19.
Perayaan Nataru dibatasi demi keselamatan bersama. Lonjakan kasus Covid-19 setelah libur panjang harus menjadi pelajaran berharga. Hal yang sama tidak boleh terjadi dan penyebabnya wajib dihindari.
Liburan panjang memicu pergerakan manusia yang abai terhadap protokol kesehatan. Itulah sebenarnya yang menjadi masalah penyebaran Covid-19. Penyebaran virus berbanding lurus dengan pergerakan manusia. Karena itu, pergerakan manusia harus dibatasi antara lain dengan membatasi liburan Nataru.Pemotongan libur panjang, seperti yang sudah dilakukan pemerintah dirasa belum cukup. Pelarangan kerumunan saat libur Nataru adalah sebuah keniscayaan.
“Saat ini kita semua akan melewati pergantian tahun dan juga perayaan Natal untuk Umat Kristiani. Namun, ancaman Covid-19 masih berlangsung, oleh karenanya kita semua harus mampu beradaptasi, dalam menghadapi ancaman Covid-19 yakni patuh, dalam menerapkan protokol kesehatan,” pesan Kepala Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB) Letjen TNI Doni Monardo, dalam keterangannya, Rabu (23/12/2020).
“Di waktu yang lalu, kita bisa melewati pergantian tahun, dengan berkumpul bersama keluarga dan handai taulan serta melakukan perayaan, maka tahun ini kita semua harus menahan diri, untuk tidak melakukan kegiatan yang dapat menimbulkan kerumunan,” sambung mantan Danjen Kopassus itu.
Kedisiplinan Bersama
Untuk itu, kembali kepada kesadaran diri masing-masing. Masihkah abai dengan protokol kesehatan?. Belum cukupkah melihat banyaknya yang terenggut akibat virus ini? Jangan sia-siakan perjuangan bersama seluruh komponen bangsa untuk melindungi dari wabah pandemi.
Nestapa pandemi yang telah berjalan hampir setahun memang hanya bisa ditutup dengan kedisiplinan bersama. Tanpa itu, petaka bukan tidak mungkin semakin panjang, bahkan meski ketika vaksin telah hadir.
Hendaknya selalu diingat bahwa pada saat kita liburan, virus Corona tak pernah tertidur. Karena itu, tetap bersatu menutup tahun pandemi dan jangan pernah lalai memakai masker, mencuci tangan, menghindari kerumunan, dan menjaga jarak.
Jangan pernah lengah, jangan pernah lelah untuk senantiasa mematuhi protokol kesehatan. Salam sehat, tetap semangat, semoga kita semua senantiasa dalam lindungan-Nya.(um)