Hemmen
Berita  

Suara Warga Jakarta Tanggapi Wacana Tarif Terintegrasi 3 Moda Transportasi

Dok.Fotografer

JAKARTA, SUDUTPANDANG.ID – Muncul usulan Dinas Perhubungan DKI Jakarta menerapkan tarif terintegrasi untuk tiga moda transportasi. Yakni Transjakarta, MRT dan LRT. Besaran diusulkan Rp10.000 untuk tiga jam perjalanan.

Usulan itu belum diketuk palu. DPRD DKI Jakarta masih mempertimbangkan. Warga Jakarta memberikan tanggapan beragam atas usulan itu.

Idul Fitri Kanwil Kemenkumham Bali

Isa Belian (28), karyawan dari sebuah perusahaan swasta di Jakarta kurang sepakat dengan rencana pemberlakuan satu tarif. Terlebih pakai hitungan jam.

“Bagus jika memang tujuannya untuk menekan biaya transportasi Rp10.000 tapi kalau cuma 3 jam tidak cukup berdampak untuk saya pribadi. Pekerjaan saya mobile, dan itu lebih dari 3 jam,” kata Isa.

Menurutnya, tidak banyak orang yang bekerja di Jakarta melakukan perpindahan tiga moda transportasi itu. Sebab belum semua terhubung dalam satu koridor sehingga memakan waktu.

BACA JUGA  Menpora: Bergulirnya Liga 1 untuk Kebutuhan Timnas Indonesia

Suci Sekar (30), juga menilai tarif integrasi Rp10.000 dengan durasi 3 jam tidak cukup menolong keuangan untuk pekerja yang lebih banyak bermobilitas.

Suci mengaku, lebih nyaman bayar putus dibandingkan tarif integrasi untuk tiga moda transportasi.

“Enggak setuju, 3 jam itu terlalu cepat, enggak cukup waktu segitu. Kalau 6 jam, masih setuju. Mending beli putus, jadi enggak diburu-buru durasi 3 jam,” kata Suci.

Rani (30) memang kerap menggunakan Transjakarta sebagai moda transportasi untuk menopang mobilitasnya. Menurutnya, single tarif yang berlaku saat ini sudah cukup baik, dibandingkan dengan rencana tarif integrasi. Adanya rencana kebijakan ini juga dikhawatirkan sebagai program yang menjebak.

“Seperti menjebak. Iming-iming di awal saja S3 marketing biar banyak yang naik MRT LRT, awalnya Rp10.000 lama-lama juga naik,” ujarnya.

BACA JUGA  "Gebyar Sholawat" Digelar Satgas Dukung Kesuksekan TMMD ke-119 di Pasuruan

Sebaliknya, Rilia (35) setuju dengan rencana tarif integrasi untuk tiga moda transportasi di Jakarta. Apalagi bila seseorang memiliki perjalanan jarak jauh.

“Untuk perjalanan jauh setuju,” kata Rilia.

“Konsepnya seperti single fare di Singapura, enggak apa-apa,” kata dia.

Sebelumnya, Pemerintah DKI Jakarta mengusulkan kepada DPRD DKI soal tarif integrasi transportasi umum sebesar maksimal Rp10.000.

Syafrin mengatakan tarif integrasi itu berlaku untuk penggunaan bus TransJakarta, kereta MRT, dan LRT Jakarta.

“Saat tarif integrasi diterapkan, maka penumpang yang menggunakan lebih dari satu moda, apakah hanya MRT dan TransJakarta, kombinasi TransJakarta dan LRT atau ketiga-tiganya, maka maksimum dia bayar hanya Rp10.000” katanya di gedung DPRD DKI, Selasa, (15/3/2022).

Adapun simulasinya, lanjut dia, penumpang langsung dikenakan biaya Rp2.500 ketika menggunakan transportasi umum pertama dan tarif berikutnya disesuaikan jarak tempuh dengan biaya Rp250 per kilometer.

BACA JUGA  Turunkan Angka Stunting, Bupati Asahan Rilis Program BAAS

Ia memberikan simulasi sebelum integrasi, penumpang harus membayar tarif Rp17.000 ketika menumpangi MRT Jakarta dan dilanjutkan TransJakarta.

Misalnya, biaya MRT Jakarta dari stasiun awal hingga akhir sebesar Rp14.000 ditambah biaya TransJakarta Rp3.500 sehingga total Rp17.500.

Sedangkan apabila dengan integrasi tarif, kata dia, penumpang membayar maksimum Rp10.000.(red)

 

Barron Ichsan Perwakum

Tinggalkan Balasan