Hemmen

Aktivitas Gempa di Gunung Awu-Sulut Meningkat, PVMBG: Warga Harus Waspada

Peta rekomendasi kawasan rawan bencana di Gunung Awu yang berlokasi di Kabupaten Kepulauan Sangihe, Provinsi Sulawesi Utara, Kamis (1/2/2024. FOTO: dok.Ant

JAKARTA, SUDUTPANDANG.ID – Aktivitas kegempaan yang terjadi pada Gunung Awu di Kabupaten Kepulauan Sangihe, Provinsi Sulawesi Utara (Sulut) mengalami peningkatan sehingga
Pusat Vulkanologi dan Mitigasi Bencana Geologi (PVMBG) warga setempat waspada.

“Potensi bahaya yang mungkin terjadi berupa erupsi magmatik eksplosif menghasilkan lontaran material pijar maupun aliran piroklastik, magmatik efusif menghasilkan aliran lava maupun erupsi freatik yang didominasi uap, gas, maupun material erupsi sebelumnya,” kata Kepala PVMBG Hendra Gunawan dalam keterangan di Jakarta, Kamis (1/2/2024).

Idul Fitri Kanwil Kemenkumham Bali

Pihaknya mencatat ada peningkatan aktivitas kegempaan yang terjadi pada Gunung Awu.

Ia mengatakan pergerakan magma menuju kedalaman yang lebih dangkal menyebabkan aktivitas kegempaan meningkat pada gunung setinggi 1.320 meter di atas permukaan laut tersebut.

BACA JUGA  Pemkot Jakpus Siapkan 13 Posko Pengamanan Natal 2022 dan Tahun Baru

“Sejak 29-31 Januari 2024, gempa vulkanik dangkal sebanyak 62 kejadian dan gempa vulkanik dalam sebanyak 9 kejadian,” katanya.

Ia menjelaskan energi gempa mengalami peningkatan yang terdeteksi dari grafik RSAM.

Pada 31 Januari 2024, pukul 18.59 WITA terekam gempa tremor frekuensi rendah dengan frekuensi 1,5 Hz dan lama gempa 91 detik yang menunjukkan adanya peningkatan gempa-gempa permukaan.

Berdasarkan pengamatan deformasi dengan menggunakan pemantauan GNSS pada Gunung Awu periode 1 Juni 2023 sampai 31 Januari 2024 terdeteksi inflasi yang mengindikasikan ada asupan magma yang bergerak menuju permukaan.

Menurut dia potensi pembongkaran kubah lava dapat terjadi jika tekanan di dalam sistem magmatik mengalami peningkatan signifikan.

BACA JUGA  Gempa Magnitudo 7,1 Guncang Tenggara Melonguane-Sulut

Potensi bahaya lainnya, berupa emisi gas gunung api, seperti karbon monoksida, karbon dioksida, hidrogen sulfida, nitrogen hingga metana. Gas-gas tersebut dapat membahayakan jiwa bila konsentrasi yang terhirup melebih melebihi nilai ambang batas aman.

“Masyarakat mewaspadai bahaya aliran lahar di sungai-sungai yang berhulu ke puncak Gunung Awu pada musim penghujan,” katanya.

Gunung Awu saat ini masih berstatus level II atau waspada.

Masyarakat diminta agar tidak mendekati dan beraktivitas di dalam radius tiga kilometer dari puncak kawah Gunung Awu terkait potensi bahaya gas vulkanik konsentrasi tinggi, serta lontaran batuan jika terjadi erupsi freatik yang tiba-tiba tanpa didahului oleh gejala kenaikan aktivitas yang jelas.

BACA JUGA  KPK Gelar OTT di Sidoarjo, Sejumlah ASN Diamankan

“Radius dan jarak rekomendasi itu akan terus dievaluasi untuk antisipasi jika terjadi gejala perubahan ancaman bahaya,” kata Hendra Gunawan. (02/Ant)

Barron Ichsan Perwakum