Hemmen

Banjir Longsor di Garut Sebabkan Ribuan Rumah dan Warga Terdampak

Dok.Fotografer

GARUT, SUDUTPANDANG.ID  – Hujan deras yang mengguyur Kabupaten Garut pada Kamis (22/9/2022), menyebabkan debit air Sungai Cipelabuh dan Cikaso meluap. Dengan adanya peristiwa ini, Bupati Garut Rudy Gunawan menetapkan status tanggap darurat kejadian banjir dan tanah longsor di wilayahnya. Pihaknya pun telah mendirikan Pos Komando Penanganan Darurat Bencana untuk mempermudah dan mempercepat penanganan bencana.

Pelaksana tugas (Plt) Kepala Pusat Data, Informasi dan Komunikasi Kebencanaan pada Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB) Abdul Muhari menuturkan, bencana alam ini menyebabkan 1.213 KK atau 3.702 jiwa terdampak langsung, satu korban luka berat serta beberapa kerusakan bangunan.

Idul Fitri Kanwil Kemenkumham Bali

“Terdapat satu warga mengalami luka berat dan masih dirawat di Rumah Sakit. Selain itu juga berdampak pada kerugian infrastruktur seperti lima unit rumah rusak berat, 19 unit rumah rusak sedang dan 18 unit rumah rusak ringan, total 1.156 unit rumah terdampak dari bencana tersebut. Kemudian terdapat pula kerusakan pada beberapa fasilitas umum seperti, 20 unit fasilitas pendidikan, delapan unit fasilitas ibadah, tiga tanggul penahan tebing, dan lima unit jembatan serta empat titik jalan,” kata Abdul Muhari dalam keterangannya kepada wartawan, Senin (26/9/2022).

BACA JUGA  Kebakaran di Laboratorium, IPB University Bentuk Tim Investigasi

Usai peristiwa longsor dan banjir tersebut, Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Kabupaten Garut menuju lokasi bersama dengan tim gabungan guna melakukan proses evakuasi penyelamatan warga dan pendataan terhadap korban maupun kerusakan infrastruktur. Hingga Senin ini, proses evakuasi dan penanganan bencana seperti menyalurkan bantuan logistik untuk masyarakat terdampak dan pengerahan alat berat untuk pembersihan material banjir dan longsor masih terus berlanjut.

Abdul mengimbau, pemerintah daerah dan masyarakat untuk meningkatkan kesiapsiagaan terhadap bencana yang dapat mengancam kapan saja.

“Mengingat sebagian wilayah Indonesia akan memasuki musim penghujan, pemerintah dan warga masyarakat diimbau untuk melakukan beberapa langkah mitigasi bencana seperti memantau kondisi drainase pada lereng di sekitar rumah agar tidak tersumbat, menanam pohon berakar kuat pada lereng untuk menahan tanah, memantau debit air sungai secara berkala ketika terjadi hujan dengan intensitas tinggi secara terus menerus dan jika terdapat kenaikan volume yang cukup tinggi, diharap untuk melakukan evakuasi mandiri,” sambung Abdul.

BACA JUGA  BMKG: Kamis Pagi, Gempa 4,7 M Guncang Sukabumi

Sementara itu, Badan Meteorologi Klimatologi dan Geofisika (BMKG) menerbitkan peringatan dini potensi waspada untuk wilayah Kabupaten Garut dan sebagian wilayah Jawa Barat, di mana akan turun hujan yang disertai kilat atau petir dan angin kencang pada waktu siang sore hingga menjelang malam pada Selasa (27/9/2022). Merujuk dari hasil kajian InaRISK BNPB, Kabupaten Garut adalah wilayah dengan resiko bencana dan longsor dengan tingkat sedang hingga tinggi.(red)

 

 

Barron Ichsan Perwakum

Tinggalkan Balasan