Indonesia Heran Sikap Diam DK PBB Soal Krisis Kemanusiaan di Gaza

Menlu RI Retno Marsudi menyampaikan sikap Indonesia dalam pertemuan darurat Sidang Majelis Umum (SMU) Perserikatan Bangsa Bangsa (PBB) yang membahas aksi ilegal Israel di wilayah pendudukan Palestina yang digelar di New York, Amerika Serikat (AS), Kamis (26/10/2023). Setelah sebelumnya mendesak Dewan Keamanan (DK) PBB untuk segera melakukan aksi nyata guna menghentikan kekerasan di Gaza, Indonesia juga mendesak Sidang Majelis Umum (SMU) PBB melakukan hal yang sama. FOTO: kemlu.go.id

JAKARTA, SUDUTPANDANG.ID – Melihat krisis kemanusiaan yang sedang berlangsung di Gaza, Palestina, membuat Menteri Luar Negeri (Menlu) RI, Retno Marsudi heran atas sikap diam dari Dewan Keamanan Perserikatan Bangsa-Bangsa (DK PBB).

“Posisi Indonesia sangat jelas. Masalah kemanusiaan harus menjadi fokus kita semua saat ini,” katanya pada konferensi pers di Jakarta, Selasa(31/10/2023).

Kemenkumham Bali

Dalam pertemuan Retno dengan sejawatnya, Menlu Belanda Hanke Bruins Slot di Jakarta, Selasa (31/10), soal krisis kemanusiaan di Gaza menjadi salah satu topik pembahasan.

“Dan Indonesia tidak akan mundur dalam membela keadilan dan kemanusiaan rakyat Palestina,” katanya.

Sejak serangan 7 Oktober 2023, DK PBB gagal menghasilkan resolusi mengenai krisis Israel-Palestina.

BACA JUGA  Kemenkeu Siapkan Rp 11.25 Triliun untuk BLT Rp 200 Ribu per Bulan

Ada empat rancangan resolusi yang diajukan, tetapi gagal diadopsi karena veto sejumlah anggota tetap dewan tersebut, yang terdiri atas Amerika Serikat, Prancis, Inggris, China, dan Rusia.

Rancangan resolusi yang diusulkan AS mengenai “jeda kemanusiaan” gagal disahkan karena diveto China dan Rusia.

Sedangkan draf Rusia tentang “gencatan senjata kemanusiaan” tidak dapat diadopsi karena kurang mendapatkan jumlah suara yang mendukung. Inggris dan AS memveto rancangan usulan Rusia ini.

DK PBB kembali mengadakan pertemuan di New York, AS pada Senin (30/10) sore waktu setempat untuk mendengarkan laporan dari lembaga-lembaga PBB mengenai situasi di Timur Tengah, termasuk konflik di Palestina.

Dalam pertemuan tersebut, Badan PBB untuk Pengungsi Palestina (UNRWA), Kantor Koordinasi Urusan Kemanusiaan PBB (UNOCHA), dan Badan PBB untuk Anak-Anak (UNICEF) melaporkan bahwa situasi di Gaza kian memburuk.

BACA JUGA  Indonesia Jangan Abai Situasi di China Agar Tak Salah Terapkan Pengetatan COVID-19

Menurut Kementerian Kesehatan di Gaza, sejauh ini sudah lebih dari 8.000 warga Palestina tewas, sedangkan puluhan ribu lainnya luka-luka.

Direktur Eksekutif UNICEF, Catherine Russell mengungkapkan lebih dari 420 anak terbunuh dan terluka setiap hari.

“Saya memohon kepada Dewan Keamanan (PBB) agar segera mengadopsi resolusi yang mengingatkan semua pihak akan kewajiban mereka berdasarkan hukum internasional, menyerukan gencatan senjata, menuntut semua pihak mengizinkan akses kemanusiaan yang aman dan tanpa hambatan,” kata Russell dalam laman PBB.

Sementara itu, Kepala UNRWA Philippe Lazzarini menyatakan tingkat kehancuran dan tragedi kemanusiaan di seluruh Gaza sudah sangat “tak tertahankan”. (02/Ant)