Kelaparan di Yahukimo-Papua Pegunungan, Pemerintah Segera Kirim Bantuan

Menteri Koordinator Bidang Pembangunan Manusia dan Kebudayaan (Menko PMK) Muhadjir Effendy saat mengunjungi langsung daerah terdampak bencana kekeringan yang menyebabkan gagal panen dan kelaparan di Kabupaten Puncak, Provinsi Papua Tengah, pada Kamis, (3/8/2023). Kunjungannya tersebut memenuhi perintah Presiden RI Joko Widodo, di mana Presiden memerintahkan Menko PMK untuk menangani secara langsung bencana kekeringan dan kelaparan yang melanda Kabupaten Puncak. FOTO: sumber: kemenkopmk.go.id

JAKARTA, SUDUTPANDANG.ID – Guna menangani bencana kelaparan di Distrik Amuma, Kabupaten Yahukimo, Provinsi Papua Pegunungan, yang diakibatkan gagal panen sebagai imbas cuaca ekstrem yang melanda wilayah tersebut, pemerintah segera mengirimkan bantuan logistik.

“Bantuan yang akan dikirimkan berupa beras sebanyak 20 ton, makanan siap saji 10 ribu bungkus, biskuit protein 10 ribu bungkus, serta anggaran operasional sebesar Rp1 miliar,” kata Kepala Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB) Letjen TNI Suharyanto di Jakarta, Rabu (25/10/2023).

Kemenkumham Bali

Usai rapat tingkat menteri di Kemenko PMK, ia menjelaskan Pemerintah Kabupaten Yahukimo sudah menetapkan status tanggap darurat sehingga BNPB langsung turun untuk memberikan bantuan.

“Saat tanggap darurat ini, kami akan mengirimkan logistik dan anggaran yang bisa langsung digunakan,” katanya.

BACA JUGA  Update Erupsi Semeru, 14 Orang Meninggal

Ia mengatakan bantuan tersebut merupakan dukungan awal. Nantinya, BNPB akan berkoordinasi dengan pemda setempat serta Kemensos mengenai kebutuhan barang pendukung lainnya.

“Kita juga siapkan satu pesawat untuk mengangkutnya. Karena di sana medannya sangat berat dan dari satu titik ke titik lain, satu daerah ke daerah lain, itu hanya bisa menggunakan jalur udara,” kata dia.

Selain bencana kelaparan, BNPB juga akan mengirimkan bantuan untuk rumah-rumah yang terkena longsor di Distrik Anggruk dan Penggama, Kabupaten Yahukimo.

Dari data sementara, sekitar 100 rumah yang terdampak longsor di dua distrik tersebut, terdiri atas 70 rumah rusak ringan dan 30 rumah rusak berat.

Suharyanto menambahkan rumah yang mengalami kerusakan ringan akan diberi bantuan Rp15 juta per rumah, sedangkan rumah rusak berat diberi bantuan Rp60 juta per rumah.

BACA JUGA  Dampak Corona, Warga Jakarta Tidak Mampu Akan Terima Bantuan Rp 1 Juta

Sementara itu, Menko PMK Muhadjir Effendy mengatakan kelaparan karena gagal panen disebabkan cuaca ekstrem yang terjadi di wilayah Papua Pegunungan.

Sementara longsor terjadi akibat hujan intensitas tinggi sejak akhir Agustus 2023.

“Korban terdampak kelaparan ada di 13 kampung, yang penduduknya 15 ribu jiwa,” kata Muhadjir Effendy.

Sebelumnya, bencana kelaparan akibat gagal panen juga terjadi di tiga distrik yakni Agandugume, Lambewi, dan Oneri, Kabupaten Puncak, Papua Tengah.

Fenomena embun beku dan kabut es yang melanda wilayah tersebut membuat umbi yang menjadi makanan pokok masyarakat menjadi busuk dan tak bisa dikonsumsi. (02/Ant)